Senin, 17 Agustus 2009

Trik Berpuasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Sebuah penelitian di Inggris membuktikan bahwa berpuasa tidak memengaruhi kondisi janin ibu hamil. Ahli kebidanan dan kandungan Klinik Yasmin dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dr.Marly Susanti SpOG, tidak ada perbedaan antara perempuan hamil atau menyusui dan yang tidak. "Ibu hamil atau yang sedang menyusi boleh puasa," ujar dia di Jakarta, kemarin.

Menurut Marly, pada ibu hamil, glukosa,insulin, laktat dan carnitin turun, sedangkan trigliseride danhydroxybutyrate meningkat. Dengan demikian ibu hamil yang mengerjakan puasa Ramadhan, dia dan janinnya tidak akan kekurangan gizi.

"Tapi itu asalkan dia mengonsumsi makanan yang seimbang selama buka puasa,sahur, dan selama waktu di antara buka dan sahur. Puasa juga tidak mempengaruhi berat badan bayi yang akan lahir," papar dia.

Puasa pada hakekatnya hanya memindahkan makan pagi, siang dan malam menjadi buka, sahur dan waktu di antaranya. Tubuh manusia dapat mendeposit makanan dan dapat menggunakannya saat diperlukan.

Namun demikian, menurut Marly, bila ibu hamil atau menyusui merasa lemah,pusing, mual atau masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan puasa seperti hipertensi, sebaiknya segera membatalkan puasa dan langsung makan dan minum.

"Indikator kekurangan kalori itu rasa lemas,keluar keringat dingin, keringat dari ujung jari. Untuk mengatasinya, segera minum teh manis," ungkap Marly. Demikian pula apabila hamil pada trimester pertama yang disertai mual-mual, muntah, dan muntah yang hebat (hyperemisis gravidarum), atau perdarahan, sebaiknya tidak berpuasa.

Sebuah penelitian lain juga membuktikan bahwa tidak ada perubahan kadar kolesterol darah maupun kadar gula darah pada orang yang berpuasa, meski terjadi penurunan berat badan sampai 4%.Pada pengukuran kadar kolesterol darah pada pagi, siang, dan sore hari tidak menunjukkan pola perubahan tertentu, bahkan masih termasuk dalam batas-batas normal.

Saat sahur dan berbuka, dr Marly Susanti menganjurkan pada ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi kecukupan kadar kalori yang dibutuhkan, yang berasal dari makanan manis-manis sehingga gizinya lebih cepat diserap tubuh.

Bagi ibu hamil yang tetap menjalankan ibadah puasa, harus memperhatikan faktor bawaan yang kerap dijumpai pada setiap perempuan yang tengah mengandung. Fokus pada indeks makanan yang dikonsumsi selama melakukan puasa, juga perlu mendapat perhatin bagi para ibu hamil.

Khusus untuk perempuan yang sedang hamil asupannya harus lebih sepertiga kali dari asupan makanan orang biasa. Selama menjalankan puasa, dr Marly menyarankan para ibu hamil untuk tetap melakukan kontrol secara rutin kepada dokter kehamilan, dimana hal terpenting yang harus terus terpantau adalah berat badan dari si ibu.

Idealnya, berat badan ibu hamil harus bertambah seiring dengan pertumbuhan berat badan bayi yang dikandungnya. Rata-rata berat bayi yang lahir dari ibu hamil dengan usia kehamilan 4-7 bulan yang menjalankan puasa adalah 3,3 kg. Angka tersebut tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak melakukan puasa.

Hal serupa juga berlaku bagi para ibu menyusui. Demi menjaga kelancaran air susu ibu (ASI) yang nantinya akan diberikan pada bayi, disarankan para ibu dapat meningkatkan kualitas makanan yang akan dikonsumsi. Kalori yang cukup, karbohidrat, protein, lemak serta vitamin yang memadai merupakan faktor penting untuk menghasilkan kualitas ASI yang bagus.

BB tidak naik : tetap memaksakan ASIX atau tambah sufor?

Bunda Arka ask...

Moms..
Babyku usia 23 hr, BB lahir 3,4 kg, sampai hari ini masih 3,4 kg. Sp.A-nya bilang seharusnya BB-nya sudah naik, kmd tanya menyusuinya gmn? sejauh ini pipis >8x per hari, BAB emg jarang paling 3-4x per hari, frekuensi nyususering banget tiap 1 jam sekali, satu kali nyusu skitar 30 menit, setelah itu tidur, ga lama bangun lagi. kl malem lebih intensif, sampe nyaris ga tidur sama sekali. udah ke konsultan laktasi, dilihat latch on katanya udah bnr, jd ktnya lebih sering disusui aja. rasanya ga mungkin diperbanyak lg deh frekuensi nyusunya,secara kl diamati siang hr cuma ada jeda 30 menit, malem nempel terus, bgmn lagi harus dipersering?? Sp.A-nya bilang demi kesehatan anak lebih baik ditambah sufor, krn tampaknya ASIX-nya ga berhasil.

Ada saran mom, what should i do? Apakah bertahan dengan ASIX tp bayiku jd kurus, or tambah sufor demi kesehatannya?


Mia Sutanto, Konselor Laktasi
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) answer...

Menurut ilmu kedokteran mmg bayi baru lahir rata2 akan kehilangan BB sampai max10%. Arka waktu plg dari rumah sakit berapa BBnya? Kemudian, dlm waktu 2 minggu setelah bayi pulang ke rumah, diharapkan BB sudah naik lagi ke BB lahir.

Kemungkinan yang terjadi adalah ada kenaikan BB tetapi sangat lambat (diharapkan dlm 3 bln pertama kenaikan BB adlh min 500gr/bln). Kenapa? Nah ini yang harus dicari penyebabnya.

Kalau dilihat dari frekuensi BAK dan BAB, Arka sepertinya sudah cukup mendapatkan ASI. Tetapi ASI yang mana? Yang foremilk (kandungan lemak sedikit) atau yang hindmilk (kandungan lemak tinggi).

Berarti skrg harus dilihat, Arka menyusu secara EFEKTIF atau tidak? Lama dan sering menyusunya bukan berarti bayi minum ASI secara efektif. Yang perlu diperhatikan:

1. Pelekatan sdh benar atau blm;
2. Apakah terlihat bayi MINUM setiap kali menyusu, atau ternyata hanya ngempeng saja?
3. Bayi yg pelekatannya sdh benar bisa saja ternyata lebih sering ngempeng, kenapa..? Karena aliran ASInya kurang/tidak deras shg bayi malas mengisap dan kemudian jadi sedikit minum ASI. Untuk ini, bisa dicoba teknik breastcompression (meremas payudara) setiap kali terlihat bayi mengisap tetapi tidak menelan.

Jangan lupa tetap mengkonsumsi makanan2 yg dipercaya dapat meningkatkan produksiASI, tmsk makanan2 yg tinggi protein.

Kalau ternyata permasalahannya karena produksi ASI rendah, bisa dicoba juga utk konsultasi dgn dokter ahli laktasi utk mengkonsumsi obat utk meningkatkan produksi ASI.

Setelah semua daya upaya utk meningkatkan produksi ASI sdh dilakukan, tmsk minum obat, tmsk memastikan bayi minum ASI dgn teknik breast compression, dan ternyata bayi tidak berkembang dgn baik...selama bayi msh dibwh 4bln bisa dipertimbangkan utk diberikan tambahan sufor. TAPI, sufor tidak diberikan dgn botol + dot,melainkan langsung di payudara ibu dengan teknik suplementasi menggunakan alat bantu laktasi (lactation aid).

Bunda Arka, mudah2an sedikit penjelasan saya bisa membantu...and remember, there is more to breastfeeding than just breastmilk.

Breastfeed with love...!!

Salam ASI!

Sabtu, 08 Agustus 2009

Waktu yang dibutuhkan untuk Perah ASI

>>Berapa lama sebaiknya waktu maximal kita memerah ASI? Apakah dampaknya bila melebihi waktu tersebut, apakah bisa mengakibatkan rusaknya jaringan PD?<<

Waktu max memerah ASI tergantung pada kondisi PD tiap ibu. Jika memakai pompa, baik manual maupun elektrik kita susah mengetahui apakah PD sudah kosong atau blm, sedang jika memerah dengan tangan, kita bisa tahu dengan mudah apakah PD sudah kosong/blm. Saya biasanya memerah max 10 menit. krn tdk bs meninggalkan meja lama2. dulu sebelum MPASI, saya memerah tiap 2 jam sekali. jadi dikantor saya memerah 5x. Kalau memerah dengan tangan, saat terpancing dgn LDR sampai 2x, biasanya PD sudah agak kosong. tp PD tdk seperti botol dot yang bisa habis bis bis total, tentu PD tdk sepenuhnya kosong, tp bisa dikosongkan dgn agak maximal dgn memerah tangan.

Saya ga pernah pakai waktu sebagai target ngumpulin ASIP, tapi jujur aja saya pakai botol ukur untuk menentukan target. Kl biasanya 3 jam sekali dapat 120cc, maka saya akan berjuang supaya hasil perahan tetap stabil 120 cc selama 3 jam.. Meskipun kadang terlambat 4jam beru merah, ya target bertambah jadi paling tidak mendekati 160cc.. ( Kondisi ini saya berlakukan karena saya full menyusui dengan ASIP saja, jd saya tahu kebiasaan bayi saya sekali minum berapa cc..)

Jujur aja krn kesibukan kadang telat2 merah itu biasa.. Makanya saya kejar target.. Rekor telat memerah selama 12 jam,n akhirnya memerah selama 1 jam.. (untungnya malem hari, jadi ga ada yg protes..) yah, dapetnya memang agak berkurang cuma jadi 3 botol @160cc.. Udahannya berjuang lagi biar target semula tercapai lagi..

Meskipun punya pompa elektrik, sebaiknya juga belajar memerah dengan tangan. Kombinasi, awal2 pake pompa dl.. pas udah keluarnya sedikit2, baru pake tangan.. Biasanya masih banyak yg keluar.. Sebaiknya memerah ASI, sampai PD terasa kosong. Kl cara memerahnya benar, ga merusak jaringan PD koq..

>>Ketentuan waktu memerah tiap PD, apakah sampai satu PD kosong baru pindah, atau berdasarkan waktu tertentu untuk pindah ke PD satunya lagi?<<

Waktu memerah PD harus bergantian, misalnya PD kanan diperah sekitar 1 menit, setelah tetesannya agak berkurang, pindah ke kiri. jd LDR sedang terpicu, malah bisa menetes dua2nya. jd biasanya saya tampung PD yg sedang tidak diperah dgn gelas/tutup botol :) ya pinter2nya kita saja mengatur ritme perah.


Hehe.. Kl saya, masih sama seperti jawaban tadi.. kl satu PD dapet 60cc, maka PD satunya juga sebisa mungkin dapet 60cc.. Biar PD seimbang n ga gede sebelah..

>>Kalau misalnya PD saya masih terasa penuh, sementara waktu perahnya sdh cukup lama, sekitar 30 menit, apakah lebih baik saya terus memerah sampai PD Kosong (dengan menambah waktu), atau berhenti memerah walaupun PD masih isi, karena waktunya sdh cukup lama?<<

Memerah sampai 30 menit? pakai pompa ya.. hehehe. makanya itu tadi, saran saya pakai tangan, agar bisa merangsang si LDR keluar. kalau sudah 30 menit, itu rasanya sdh terlalu lama. bisa diteriakin sama teman kantor nanti. mending berhenti saja dan diperah lagi 2 jam berikutnya. kalau saya sih memang sudah membatasi utk memerah cuma 10 menit.

Yup... gpp.. Selama PD belum kosong, lanjut aja deh... Asal ga ada yg protes... hehehe...


Question by Sita - Mama Ardell (3m5d)

Blue by ayasha's mom(11m)

Green by Cella's mom (1y 2w)

Selasa, 28 April 2009

ASI/ASIP dalam masa MPASI

Lanjutan MP-ASI...

Untuk bayi 6-12 bulan, ASI tetap yang utama...walaupun nilai kalorinya berkurang (dari 70% kemudian jadi 55%)...makanya MPASI disebut sbg makanan pendamping ASI, bukan pengganti ASI (komplementer). Yang harus diingat, ASI tdk hanya mengandung kalori, tetapi juga vitamin dan mineral serta zat2 imunitas...memang benar mulai 6 bulan asupan zat besi tidak cukup hanya dari ASI saja, tetapi hrs dr sumber makanan lainnya juga...tapi ternyata, di tahun kedua (stlh anak lulus S2 ASI), jmlh zat2 imunitas dlm ASI justru bertambah.

Mungkin yang saya ingin coba sampaikan adalah:

1) Mengingat caloric content ASI yg berkurang, sebaiknya tidak gampang menyerah apabila bayi GTM dengan alasan "toh dia tetep minum ASI"...mungkin sbg solusi sementara tdk apa2, tetapi ada baiknya apabila tdk digunakan sbg long term solution;

2) Karena MPASI sifatnya komplementer, usahakan agar MPASI tidak menggantikan ASI... salah satu caranya adlh dgn menyusui atau memberikan ASIP terlebih dahulu sblm memberikan MPASI;

3) ASI diberikan 'on demand' dan MPASI diberikan 'on cue'...artinya, tetap susui bayi kapanpun dia mau, dan berikan MPASI juga sesuai dgn kemauannya berdasarkan tanda2 yg diberikan bayi ... ada kalanya bayi ingin lebih byk ASI, ada kalanya pengen makan lebih banyak... perhatikan keinginan bayi anda;

4) Kalaupun porsi MPASI semakin meningkat, dan menjelang 1thn lbh byk dari porsi ASI, bukan berarti ASI-nya sengaja dikurangi...usahakan agar konsumsi ASI-nya tetap sama;

5) Walaupun ASI tetap asupan utama utk bayi usia 6-12bln, bukan berarti kita tidak/kurang memperhatikan asupan MPASI-nya...guidelines utk pemberian MPASI ttp diperhatikan (when, where, how, how much, dll).

Pada akhirnya, yang terpenting adalah perhatikan apa yang diinginkan oleh bayi anda. Lagi GTM? Cari tahu penyebabnya (teething, mau sakit, bosan, dll), dan coba utk atasi... sementara itu perbanyak pemberian ASI-nya (temporary solution). Kadangkala alasan bayi GTM karena mmg butuh lbh byk asupan ASI... karena sdg teething jd butuh comfort sucking, atau mau sakit jadi butuh lbh byk zat imunitas.

So moms, tiap anak beda loh...and your baby is unique. Perhatikan tanda2 yang diberikan olehnya...kadang kala bisa more MPASI more ASI, atau more MPASI less ASI, more ASI less MPASI atau bahkan less MPASI less ASI. Bayi juga sudah bisa memilih loh, so let him decide when to have more and when to have less...tapi sambil tetep memperhatikan total asupan gizinya.

Breastfeed with love..!!

Sumber: Mia Sutanto,
Konselor Laktasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
Menyusui: Anak Sehat, Keluarga Bahagia

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Oleh: dr Ariani
Download : Makanan Pendamping ASI.pdf <http://www.ziddu.com/download/3902584/MakananPendampingASI.pdf.html>

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.

Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI ) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.

Dalam pemberian MP-ASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI , frekuensi, porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.

Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang rasa percaya diri.

*Pengertian MP-ASI *

· Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

· MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.

· Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .

· Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

*Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :*

· Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga

· Menghilangnya refleks menjulurkan lidah

· Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan

*Permasalahan dalam pemberian MP-ASI *
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :

1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelumASI keluar.Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan menyusui.

2. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI . Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI . Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI .

6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan

8. Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.

9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.

*Sumber :*
1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI . Jakarta: 2000
2. Dr.dr. Hananto Wiryo,SpA. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil danmenyusui dengan Makanan Lokal.Sagung Seto. Jakarta :2002

Selasa, 17 Maret 2009

Metode Pemberian ASIP

Namanya juga ASI Perah, jadi ya ga mungkin langsung dari PD...
Artikel ini ga saya ambil dari mana2.. Ini hanya hasil sharing2 antara saya n teman2 calon DSA (alias yg lagi ambil spesialis... Thanks guys...)

Cara pemberian:
* Sendok bayi
Cara yg paling sering direkomen, karena tidak menyebabkan bingung puting. Namun dibutuhkan kesabaran.. apalagi awal2 pemberian..
* Botol bayi
Memang lebih praktis n susu tidak tumpah kemana2. Tapi hati2 menyebabkan bayi bingung puting.. (walaupun ada juga bayi yg bisa mudah beradaptasi sehingga mau ASI langsung namun ga bingung kl pas disusui ASIP pake dot)
* Spuit, tanpa needle tentunya...
Spuit yang dibutuhkan sebaiknya berukuran besar (minimal spuit 25 cc). Sebenernya ini hanya salah satu alternatif tambahan jika sendok bayi terlalu merepotkan. Agar bayi tidak bingung puting n susu tidak tumpah kemana2. Namun kendalanya, pemberiannya juga dibutuhkan kesabaran dan cari spuitnya pun tidak mudah (hanya ada di beberapa rumah sakit tertentu).
* Gelas bayi dengan pipetnya
Untuk bayi yang sudah lebih besar n lebih mahir menggunakan gelas, alternatif ini dapat digunakan sebagai pilihan.
Posting kali ini, ditunggu masukannya dari teman2 semua... terutama yang sedang berjuang ASI melalui ASIP... ^__^v

Kamis, 05 Maret 2009

Amankah Botol Susu Si Kecil?

Yakinkah Anda dengan keamanan botol susu si kecil? Hati-hati! Ternyata benda yang sangat akrab dengan si kecil itu bisa mengeluarkan bahan kimia beracun dan berbahaya; bisphenol-A (BPA). Bisphenol-A (BPA) adalah monomer yang digunakan untuk menghasilkan plastik polikarbonat yang banyak digunakan untuk pembuatan botol susu. BPA ini pulalah yang membuat botol susu menjadi tahan lama dan tampak mengkilat. Tak hanya pada botol susu, BPA juga digunakan sebagai campuran plastik untuk membuat gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa BPA dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas. Peneliti dari University of Cincinnati menemukan, eksposur terhadap air mendidih menyebabkan botol plastik polikarbonat melepaskan BPA hingga 55 kali lebih cepat dari air dingin atau air bertemperatur normal.

Menurut Sun C.L dari Departement of Chemistry, Faculty of Science, National University of Singapore, BPA termasuk dalam kelompok bahan kimia yang dikenal sebagai endokrin pengganggu yang menghalangi aktivitas hormon natural dalam tubuh, terutama estrogen. Padahal, hormon dibutuhkan pada hampir setiap proses biologis seperti fungsi imunitas, reproduksi, pertumbuhan bahkan mengontrol hormon lainnya di dalam tubuh. “Mereka bekerja dalam konsentrasi yang sangat kecil. Karena itu dosis yang kecil sekali pun dari endokrin pengganggu dapat membahayakan,” tulis Sun dalam karya ilmiahnya, Migration of Bisphenol A in Baby Milk Bottles.

Sun memaparkan, penemuan terbaru menunjukkan bahwa ada korelasi antara BPA dengan penurunan produksi sperma, penambahan berat prostat, dan kanker testis pada laki-laki. Sementara pada perempuan, BPA berpotensi mengakibatkan ketidaknormalan perkembangan endometrium yang dapat menyebabkan infertilitas serta meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Sun menerangkan, anak-anak, terutama bayi yang masih dalam kandungan dan bayi yang baru lahir, memiliki risiko yang paling besar terhadap bahan kimia tersebut. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang dapat berdampak selama periode emas pertumbuhan anak, meskipun akibatnya tidak langsung tampak.

Untuk menghindari atau meminimalisir dampak BPA pada si kecil, spesialis anak Dr. Steven Parker, memberikan beberapa tips berikut:

* Hindari penggunaan botol polikarbonat yang mengandung BPA. Sebagai gantinya gunakan botol bebas BPA, atau botol yang terbuat dari gelas/kaca.

* Ketika membeli botol plastik, pilihlah botol yang menggunakan polypropylene/polyethylene, yang tidak keras dan tidak mengkilat.

* Carilah tanda "BPA-free" pada kaleng atau botol susu yang Anda beli.

* Hindari pemberian teether berbahan plastik/vinyl pada bayi.

* Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik karena dapat memicu pelepasan BPA. Sebagai gantinya, gunakanlah wadah gelas/kaca atau keramik.

* Cucilah botol dan wadah plastik dengan spons agar tidak merusak lapisan plastiknya.

* Belajar membaca kandungan dalam plastik. Singkirkan produk plastik yang mengandung bahan-bahan seperti DBP dan DEP, DEHP, DMP. Gunakan polyethylene (#5), dan hindari polikarbonat (#7).

* Jangan gunakan lagi botol plastik yang sudah tergores/rusak atau kusam.

*source http://www.inspiredkidsmagazine.com/

Bahan Pembersih Perlengkapan Bayi Dan Anak

Meski mengandung unsur kimia, bahan pembersih yang dibuat khusus untuk perlengkapan bayi dan anak relatif aman.
Bahan-bahan pembersih selalu mengandung unsur kimia dan mikroorganisme yang bisa berdampak buruk pada kesehatan. Adalah bayi dan anak-anak yang paling sensitif menghadapi kedua unsur ini. Itulah sebabnya, beberapa produsen bahan pembersih mengeluarkan produk khusus untuk mencuci perlengkapan bayi dan anak-anak.
Memang, bahan pembersih piranti dan pakaian ini tidak bersentuhan langsung dengan anak. Si kecil, kan, tidak mencuci sendiri baju atau mainannya, sehingga efek sampingnya bukan berupa iritasi atau keracunan akibat terhirup. Yang jelas, kata Dr. rer.nat. Budiawan, bahan-bahan pembersih yang dikhususkan bagi pakaian dan perabotan bayi dan anak-anak menggunakan bahan-bahan kimia yang lebih rendah kadar racunnya, sehingga relatif lebih aman.
Direktur Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan, FMIPA-Universitas Indonesia ini menambahkan, bahan-bahan pembersih seperti deterjen khusus untuk perlengkapan anak tetap mengandung surfaktan (bahan kimia sintetik di dalam deterjen), tetapi kadarnya tidak sekeras seperti dalam deterjen umumnya. "Bahan-bahan pembersih ini juga memiliki kadar pH yang lebih rendah, tapi kemampuan membersihkannya sama saja," lanjut pria yang juga aktif sebagai dosen toksilogi di fakultasnya.
"Namun jangan lupa, perhatikan cara pemakaian dan takaran yang dianjurkan," tambah Budiawan. Bukankah umumnya ibu-ibu suka menambahkan takaran agar busanya banyak? Padahal, busa bukanlah unsur utama dalam proses pembersihan. "Busa yang lebih banyak tidak berarti bisa membersihkan lebih bersih. Malah, busa yang berlimpah-limpah ini bisa membebani lingkungan karena mengandung zat-zat kimia aktif," tandasnya.

BUKAN SUATU KEHARUSAN
Umumnya kadar pH pada deterjen khusus untuk balita sudah dibuat rendah dengan kemampuan mencuci yang menyamai deterjen biasa. Jika pH pada deterjen biasa berkisar antara 10-11, maka pada deterjen khusus balita ini, nilai pH layaknya netral, yaitu sekitar 7. "Kotoran yang melekat di baju anak umumnya kan berupa lemak, seperti susu, makanan, serta feses. Nah, proses pencucian dengan pH ini cukuplah untuk membersihkan kotoran-kotoran tersebut," papar Budiawan.
Disamping itu, deterjen ini umumnya telah ditambah dengan zat kimia yang sifatnya tidak mengganggu sifat deterjen itu sendiri. Contohnya, jika dicuci memakai deterjen biasa tanpa bahan pelembut, topi wol bayi akan terasa kaku. Namun dengan deterjen khusus (deterjen dengan tambahan pelembut), bahan wol akan tetap lembut. "Jadi, tetap nyaman dipakai oleh si bayi atau anak, sehingga tak membuatnya rewel."
Walau begitu, bukan suatu keharusan, kok, untuk memakai deterjen khusus ini. Terutama jika harganya dianggap mahal dan didapatnya pun tak mudah. Budiawan menyarankan, pakai saja sabun mandi batangan atau cair, atau deterjen biasa yang kadar pH-nya netral. "Tak masalah sepanjang kandungan zat-zat kimianya tidak mengubah fisik tekstil."

MEMBERSIHKAN BOTOL SUSU
DI pasaran juga beredar sabun cair khusus untuk membersihkan botol susu. "Prinsipnya sama saja dengan deterjen, yaitu nilai pH yang netral, tetap mengandung surfaktan, kemudian juga mengandung zat-zat aktif lain seperti antibakteri. Jadi disamping membersihkan, sabun ini juga diharapkan bisa menghilangkan kuman," komentar Budiawan.
Yang penting, setelah dicuci dan dibilas sampai bersih, botol susu harus disterilisasi dengan cara direbus atau diuap menggunakan alat pensteril elektrik. Jadi, menggunakan sabun cair biasa untuk membersihkan botol susu pun sebenarnya bisa dilakukan. Toh, setelah itu masih ada proses sterilisasi yang lebih menjamin kebersihan botol susu. Hanya saja, pilih sabun yang pH-nya netral. Alasannya, bila dicuci dengan sabun ber-pH alkalis atau pH > 8, kemungkinan botol atau wadah plastik yang dipanaskan sampai suhu tertentu mengalami pengikisan lapisan plastik. Hal ini harus dicegah mengingat kikisan ini bisa terlarut dalam susu atau tercampur dengan makanan.

MEMBERSIHKAN MAINAN
"CARA membersihkan mainan anak ditentukan oleh bahan mainan itu sendiri," kata Budiawan.
* Mainan dari kayu
Cukup diseka dengan lap basah, lalu dikeringkan. Jangan digosok keras-keras dengan sabun yang bisa membuat cat di kayu tersebut luntur atau mengelupas. Lunturan dan kelupasan ini, bila sampai termakan oleh anak, bisa berbahaya karena cat dapat mengandung timbal, merkuri dan pelarut organik ataupun formalin yang bisa merusak saraf dan hati. Supaya aman, dianjurkan memilih mainan berbahan kayu yang dicat dengan cat antitoksin. Masalahnya, di Indonesia belum semua produsen mau mencantumkan bahan yang digunakan pada mainan buatannya. Orang tua memang harus ekstra hati-hati dalam memilih mainan ini.
* Mainan dari bahan plastik
Mainan jenis ini bisa dicuci dengan sabun cair, lalu dibilas sampai benar-benar bersih. Yang perlu diingat, mainan plastik mengandung bahan ftalat yang dapat membahayakan kesehatan. Bila anak sering menggigit mainan plastiknya, maka akan terjadi proses migrasi. Ftalat masuk ke dalam mulut. Makanya, mainan dari plastik yang sudah tergigit atau bolong, lebih baik disingkirkan saja. Terutama jika si anak masih berusia bayi atau batita. Jangan dipakai main lagi.
- Untuk mengurangi risiko, sebelum digunakan, mainan baru dari plastik ini sebaiknya dicuci dengan air panas. Dengan demikian residu kimia yang ada akan terbilas agar mainan itu tidak membahayakan kesehatan anak.

BETULKAN YANG SALAH KAPRAH
TANPA disadari, kadang kita menebar racun bagi diri sendiri. "Begitu banyak bahan beracun dan berbahaya di sekitar kita yang ternyata bisa dengan mudah membahayakan kesehatan. Biasanya bahaya datang karena kita tak tahu cara menggunakan suatu bahan dengan semestinya," ujar Budiawan. Inilah contohnya:
* Penggunaan deterjen secara berlebihan untuk mendapatkan busanya. Padahal, banyaknya busa tak ada kaitannya dengan bersihnya baju yang dicuci.
* Mencuci sayur dan buah-buahan dengan sabun pembersih boleh saja dilakukan. Namun kemudian harus dibilas bersih-bersih dengan air matang, dua atau tiga kali. Biar bagaimanapun, sabun pembersih
mengandung bahan kimia sintetis yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuh manusia.
* Bila mencuci dengan deterjen, hindari kontak langsung dengan kulit tangan, karena akan menimbulkan iritasi pada kulit. Lebih baik gunakan sarung tangan plastik.
* Pembersih lantai yang sering kita sebut karbol mengandung derivat fenol atau cresol yang sifatnya disinfektan dan juga senyawa klor yang menyebabkan korosit. Bayangkan bila zat yang bersifat korosit ini masuk ke tubuh si kecil yang kita sayangi. Bagaimana bisa?
Ketika habis mengepel dengan karbol, lantai memang tampak "kinclong" karena kotoran menghilang. Tapi tahukah bahwa zat-zat kimia pembersih lantai masih tetap menempel di lantai? Sementara itu, si kecil ingin bebas merangkak dengan jari-jari tangannya. Coba bayangkan bila kemudian si kecil memasukkan tangannya ke mulut? Oleh sebab itu, jangan ragu membilas kembali lantai yang sudah dipel dengan air bersih untuk menghilangkan karbol yang menempel. Repot sedikit, tapi aman buat si kecil. Pakai karbol sesuai takaran.
* Jangan mencampur deterjen dengan pemutih. Pemutih mengandung senyawa organoklor yang bila tercampur dengan deterjen yang bersifat asam, misalnya deterjen yang diberi lemon, akan menghasilkan gas yang disebut gas klor. Bila terhirup, akan menyebabkan efek seketika seperti tenggorokan sakit, iritasi saluran napas, batuk, dan sesak napas. Dampak jangka panjangnya, bisa menyebabkan kerusakan paru-paru yang kronis.
* Yang lebih penting, hindari sebisa mungkin kontak tubuh dengan bahan kimia beracun dan berbahaya. Tujuannya agar kadar zat tersebut pada diri kita tidak melampaui batas toleransi tubuh sehingga tidak menimbulkan risiko atau gangguan kesehatan.

MINIMALKAN RISIKO B3
B3 adalah kependekan dari istilah bahan berbahaya dan beracun. Digolongkan sebagai B3 jika sifat, konsentrasi, dan atau jumlah bahan tersebut, baik secara langsung maupun tidak dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, serta dapat membahayakan kesehatan manusia. Lebih terperinci lagi, suatu senyawa dikatakan sebagai B3 jika memiliki salah satu sifat seperti dapat terbakar, dapat meledak, bersifat korosif, menyebabkan iritasi, mengandung bahan radioaktif, terurai menjadi oksigen pada suhu tinggi, dan beracun atau toksik (karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik).
Asal tahu saja, risiko B3 di sekitar kita bukan hanya terdapat pada deterjen dan pembersih lantai, tapi juga pembasmi serangga, rokok, radiasi, AC, dan masih banyak lagi, termasuk makanan serta air. Sayangnya, keracunan yang paling banyak disoroti biasanya yang bersifat jangka pendek. "Jarang sekali kita mempersoalkan dampak B3 yang mengancam manusia dalam jangka waktu panjang. Sebut saja kerusakan organ tubuh atau keracunan secara permanen setelah mengonsumsi makanan tertentu," kata Budiawan.
Sebagai contoh, jika seseorang mengonsumsi bahan B3 atau terpapar hanya sedikit, seringkali akibatnya tak terasa secara langsung. Kecuali bila yang terhirup adalah pestisida atau gas klor (campuran pemutih dengan bahan bersifat asam), mungkin yang bersangkutan akan langsung merasa sesak napas, mual dan sakit kepala. Padahal dalam jangka panjang, paparan asap atau uap bahan antinyamuk akan terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan kronis yang bisa menyebabkan demam, anuria, koma, merangsang SSP (sistem saraf pusat), depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Oleh karena itulah, kita perlu meminimalkan risiko B3. Caranya antara lain:
* Jauhkan dari jangkauan anak-anak semua alat-alat dan pembersih rumah tangga yang mengandung B3, seperti pembersih, pestisida, alat listrik yang mengandung radiasi, dan lain-lain.
* Simpan bahan yang mengandung B3 di tempat sejuk dan jauh dari sinar matahari.
* Sirkulasi udara di rumah harus cukup.
* Pakai sarung tangan bila bekerja dengan bahan korosif.
* Bila terkena mata/kulit, segera bilas dengan air yang banyak.
* Lakukan pola hidup bersih dan tidak berlebihan.

Ini salah satu link yang lengkap juga tentang produk yang mengandung BPA dan tidak :
http://zrecs.blogspot.com/2007/11/z-report-bisphenol-in-baby-bottles-and.html

Sumber: asiuntukbayiku.multiply.com

Rabu, 11 Februari 2009

Memilih Kontrasepsi Saat Menyusui

PIL KONTRASEPSI

Pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron tidaklah dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengurangi produksi ASI. Bila Anda tak cocok dengan cara KB yang lain sedangkan Anda menyusui, lebih baik memilih pil KB yang hanya mengandung turunan hormon progesteron (mini pil). Sebuah studi menunjukkan mini pil ini tidak mempengaruhi ASI dibandingkan pil kombinasi. Efek kontrasepsi mini pil yang lebih lemah bisa dibantu dengan memberi ASI eksklusif. Dan bila ibu sudah berhenti menyusui, barulah menggantinya dengan pil kombinasi.

KB SUNTIK ATAU IMPLANT

Karena hanya mengandung hormon turunan progesteron, KB suntik pada prinsipnya sama dengan mini pil. KB suntik memiliki efek lebih panjang dan disuntikkan pada periode tertentu saja (satu bulan atau 2-3 bulan). Konon, saat penyuntikan dengan dosis tinggi, hormon yang masuk ke ASI akan meningkat, namun menurut studi hal ini tidak merugikan si bayi. KB implant merupakan jenis KB hormonal yang bersifat jangka panjang. KB dilakukan dengan memasukkan sejenis selongsong berisi hormon ke bawah kulit, dan akan diambil bila ibu menginginkannya atau setelah lima tahun.
Efeknya sama dengan KB suntik.
WHO menyarankan ibu yang menyusui eksklusif mulai memakai kontrasepsi berisi hormon turunan progesteron ini enam minggu setelah melahirkan.

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

Sampai saat ini, AKDR menjadi pilihan pertama untuk ibu yang masih menyusui namun belum ingin kontrasepsi mantap.Selain keluhan yang minimal, AKDR tidaklah berpengaruh pada ASI karena bekerja secara lokal di dalam rahim. Pemasangan AKDR tidaklah perlu menunda waktu, bisa dilakukan pada akhir nifas, biasanya saat satu bulan tujuh hari setelah ibu bersalin. Sebab, bila diberikan lebih awal, risiko AKDR untuk terlepas (ekspulsi) lebih besar.

METODE KONTRASEPSI LAIN

Mengkombinasi ASI eksklusif dengan metode KB sederhana seperti kondom, diafragma, atau senggama terputus. Kedua metode ini akan saling melengkapi selama proses menyusui dilakukan dengan benar. Ingatlah untuk mengganti metode KB bila ibu tak lagi menyusui secara eksklusif karena metode-metode ini memiliki efektifitas yang rendah. Pada ibu yang tak ingin punya anak lagi, kontrasepsi mantap yaitu dengan mengikat saluran rahim bisa dilakukan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Kontrasepsi mantap juga bisa dilakukan pada pasangan dengan mengikat saluran sperma.


PILIHAN KB TERBAIK SAAT MENYUSUI

1.Bila sudah tak ingin punya anak lagi, lakukan kontrasepsi mantap.

2.AKDR

3.Suntik KB depoprovera

4.KB implant

5.Mini pil atau cara sederhana lain

6.Pil kombinasi adalah pilihan terakhir, digunakan bila ibu tak lagi menyusui atau anak sudah diberi makanan padat. Pilihlah yang kandungan estrogennya rendah.

Sabtu, 31 Januari 2009

ASIP is ASI with SUFOR Style

STOP!!!! JANGAN ADA YANG PROTES SEBELUM BACA LENGKAP POSTINGAN INI!!!!

Ini ada artikel postingan dari blognya dr.Agus CN yang rame karena menyesatkan buat para moms yang pro ASI sekaligus *sedikit penghiburan* buat para moms yang ga bisa kasi ASI.
Dikutip dari http://balitakami.wordpress.com/2008/10/19/10-pembenaran-tidak-memilih-asi/
Yah, kl sekarang blognya udah ganti jd draguscn.wordpress.com

PS: Warna yang ini, berarti kutipan dari artikel tersebut, warna yang ini, komentar saya mengenai tulisan tersebut. Ok, silakan baca terus...]

10 'pembenaran' tidak memilih ASI langsung, tapi metode ASIP

[Atau ASIP = ASI with SUFOR style]

Diterbitkan 19 Oktober 2008 air susu ibu , nutrisi , susu formula Tags: ASI, makanan bayi, menyusui

Bagaimanapun juga ada beberapa keadaan yang memaksa ibu untuk tidak memberikan ASI. Dan juga beberapa pembenaran yang biasanya disebutkan sebagai alasan tidak memberikan ASI kepada bayi. Ini benar, tapi jangan lupa, siapa tau maksudnya bayinya ga mau nyusu langsung dari PD. Masih ada harapan melalui ASI Perah tho... Susu formula bukan harus dihindari. Karena kelak pada usia diatas 6 bulan seorang anak tetap harus mendapatkan susu formula karena kebutuhannya tidak bisa lagi terpenuhi dengan hanya memberikan ASI. Sebisa mungkin ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Susu formula maupun UHT baik untuk dikonsumsi setelah lewat masa ASI. Bahkan orang dewasa pun tetap butuh susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium...

1. Kepuasan yang lebih lama bagi bayi. Susu formula lebih sulit dicerna daripada ASI, dan endapan besar seperti karet yang dibentuknya akan tinggal lebih lama di lambung bayi, menimbulkan kenyang selama beberapa jam, dan memper­panjang waktu di antara waktu-waktu pemberian susu sampai tiga atau empat jam. Di sisi lain, karena ASI begitu mu­dah dan cepat dicerna, banyak bayi yang begitu sering disusui sehingga kadang-­kadang tampak seperti tidak pernah lepas dari payudara ibunya.

Kalau saya pribadi si, ga bilang kalo si bayi itu puas... Kembali lapar emang lebih lama aja, karena susu formula lebih sulit dicerna. Tapi tabungan ASIP-nya banyak si, ga masalah donk... Kalo kurang, ya tinggal nambah lagi mom...

2. Mudah memantau jumlah yang diminum bayi. Anda dapat tahu berapa banyak susu yang diminum oleh bayi dari botolnya. Sedangkan pada pemberian ASI, payudara ibu tidak dapat mengukur jumlah susu yang diminum bayi, sehing­ga ibu yang belum berpengalaman seringkali khawatir bahwa bayinya tidak cukup minum.

Kalau bayi minum ASIP, kita juga bisa tau koq berapa jumlah yang diminum bayi kita... Kalau udah tau kebiasaan bayi kita minumnya seberapa, pasti setiap kali merah, kita bisa targetin juga. Inget, demand and supply... Tapi kalau ga penuhi target ya jangan dibawa stress, ntar malah ga keluar deh..

3. Lebih bebas. Pemberian susu melalui botol tidak mengikat para ibu. Ingin makan malam di luar dan nonton bersama suami anda? Atau bahkan pergi berlibur di akhir pekan? Nenek dengan senang hati akan mau menjaga bayi dan mengambil alih kehormatan untuk mem­beri minum susu. Anda ingin berumur tiga bulan? Tidak perlu anda menyapih bayi dan memeras air susu keluar. Cukup me­ngatakan pada baby sitter™ dimana letak botol dan bubuk susunya, dan anda bisa pergi.

4. Ayah dan Kakak bayi dapat lebih berperan serta. Ayah dan kakak bayi dapat turut menikmati kesenangan dalam memberi makan bayi, bila bayi diberi susu botol, yang tidak me­mungkinkan pada ibu menyusui.

Pemberian ASIP juga tidak mengikat para ibu.. Tinggal menunjukkan pada suami, nenek, ataupun siapa aja yang jaga bayi kita untuk memanaskan stock ASIP di kulkas..

5. Lebih sedikit tuntutan kepada ibu. Seorang ibu yang sangat lelah karena per­salinan yang sulit, mungkin akan senang bila ia tidak usah bangun di tengah maam, bahkan pada dinihari, untuk memberi susu pada bayinya. Ayah, nenek, perawat bayi – atau siapapun yang bersedia –dapat mengambil alih tugas tersebut sampai si ibu telah lebih kuat. Juga lebih sedikit beban fisik pada ibu, jika ia tidak harus mem­produksi susu.

Persalinan memang kebanyakan melelahkan..(saya rasa ada juga koq yang persalinannya mudah2 aja n ibunya ga kelelahan) Yah, awal2 emang berjuang sedikit gpp tho.. Nanti kalau ASIP-nya udah ga kejar tayang, bisa juga koq agak santai sedikit.. Stock di kulkas banyak, tinggal minta bantuan mereka untuk menghangatkan n kasi ke bayinya. Kalo saya si, lebih senang saya yang kasi langsung si.. Tapi melibatkan suami, nenek, n siapa aja yang waktu itu lagi nemeni Cella juga gpp deh.. Biar dia menjalin sosialitas dengan orang2 sekitarnya juga..

6. Tidak mengganggu model baju. Seorang ibu yang memberi susu botol pada bayinya, dapat berpakaian sebagai­mana yang ia inginkan.

Kalau ASIP, bisa juga koq..

7. Lebih sedikit pembatasan dalam metoda keluarga berencana. Seorang ibu yang menyusui harus membatasi pilihan metoda KB dengan yang bukan hormon. Bila menggunakan susu formula metode KB bisa apa saja.
Metode KB kan juga bukan cuma satu tho... Pilihan untuk ibu menyusui juga ada beberapa koq.. Baca di postingan berikut ini ya..
8. Lebih sedikit tuntutan dan pem­batasan diet. Seorang ibu yang mem­berikan susu botol pada bayinya dapat berhenti makan untuk dua orang. Tidak seperti ibu yang menyusui, ia tidak perlu lagi mendapatkan tambahan protein, kalsium dan vitamin. Sete­lah 6 (enam) minggu pertama pascalahir ia dapat melakukan diet dengan ketat untuk menghilangkan kelebihan berat badannya karena hamil.

Wadoh, koq kesannya seperti balas dendam terhadap penambahan berat badan selama kehamilan ya.. Don't worry... Atur aja pola makan.. Pengalaman saya pribadi, anak saya minum ASIP, makan porsi normal yang penting gizi diperhatikan, dalam waktu 6 bulan, saya turun 20kg.. Biasanya kalau makan porsinya agak banyak, ya persering merah.. Biar bayi kita yang ikut menikmati hasil makan kita..

9. Tidak merasa tertekan bila memberi susu di depan umum. Sudah bisa dipastikan pasti ada sedikit kesulitan bagi ibu-ibu yang menyusui untuk memberikan ASI di tempat-tempat umum. Tidak demikian dengan bila menggunakan susu formula. Ibu yang menyusui dengan dot jarang diperhatikan orang.

Iya, heran juga ya kadang kita melihat mata para pria yang suka jelalatan.. Yah, terpaksa ibu-ibu yang nyusui langsung, kudu pinter2 memposisikan bayi n PD-nya biar ga kemana2 tho.. Yah, kalau pake ASIP, masalah ini terhindari juga si.. Yang penting isinya tetep ASI kan..

10. Tidak mengganggu kegiatan seks. Ehm .. Setelah 9 bulan bahkan mungkin kurang bila anda sangat khawatir dengan kondisi kehamilan, banyak ibu dan ayah yang menunggu saat-saat dimana mereka dapat kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Kalau yang ini saya kita ga ada kaitannya sama ASI maupun Sufor deh.. Atur timing yang pas-nya aja deh..
Bagaimanapun juga pada saat anda memilih harus menyusui bayi anda dengan susu formula, lakukanlah dengan penuh cinta kasih. Paling tidak itu yang tidak boleh hilang dari kegiatan menyusui.
Saya setuju. Kalaupun KEADAAN MEMAKSA... yah, apa boleh buat tho.. Tapi jangan korbankan perasaan anak kita ya...

Selasa, 27 Januari 2009

Tips Pemberian ASIP Beku

ASI Perah merupakan alternatif pemberian ASI kepada bayi kita, saat kitakesulitan memberikannya secara langsung.

Zat yang penting yang terkandung dalam ASI adalah imun-nya, atau zat kekebalan atau lebih dikenal dengan antibodi. Terbukti bahwa zat-zat tersebutlah yangmembuat ASI dapat bertahan lebih lama dari pada Susu mamalia lain. Sehingga diudara terbuka saja ASI dapat bertahan 6-8 jam.

Sehingga sangat disayangkan apabila zat-zat tersebut hilang, karena proses yangkurang tepat, atau terlalu lama dibiarkan sehingga zat tersebut mati. tidak ASIyang diberikan secara langsung itu basi.. tetapi kalau ASI perah setelahtenggang waktu yang kita sama ketahui akan menjadikan zat-zat antibodi mati.

Sehingga akan lebih baik apabila, kita menaruh di freezer, tidak langsung dikeluarkan ke udara terbuka, tetapi setahap demi setahap, sehingga proses perubahan suhu tidak radikal, alias ujug-ujug... yang berakibat matinya sebagian antibodi tersebut.. jadi setelah di freezer, kita dapat menaruh di kulkas bagian untuk sayur, baru kemudian di udara terbuka, sampai setelah mencair, baru kita hangatkan dengan direndam di air hangat..

Sumber: Selasi Dot Net

Minggu, 18 Januari 2009

Happy ASIX-day

Hip Hip Hurray...

Hari ini Cella berhasil lulus ASIX melalui pemberian ASI Perah.
Fiuh.. Fiuh.. Sungguh penuh perjuangan untuk memerah pagi siang sore malam subuh..hehehe... Dari mulai yang dapetnya cuma beberapa tetes (kolostrum yang kaya gizi), trus mulai nambah jadi 30cc, 60cc, 100cc, 120cc, 150cc, n balik yang stabil 120-140cc per 3-4 jam sekali pemerahan.
Mulai yang dari ketergantungan ma pompa asi elektrik, sampe kepepet2 akhirnya belajar manual pake jari-jari... ( Baca full story-nya di pompa asi manual vs elektrik)
Lega berhasil ngebuktiin ke orang2 yang sempet mandang kasian ya bayinya ga mo nyusu langsung, walopun ASInya ASI perah, yang penting masih bisa lulus ASIX..
Rencananya bakalan lanjut terus ni. Semoga bisa lancar terus..
Hmmm.. Btw, dukungan dari suami, besar buanget peranannya..
Thanks to my hunny.. I luv u.
Buat para moms yang lagi berjuang, JANGAN MENYERAH ya...
Kalo perlu sumpel telinga dari omongan negatif orang2 yang ga pro ASI..





Kamis, 15 Januari 2009

Breastpump Electric vs Pompa Pake Tangan

Waktu kehamilan bulan ke-8, temen nyaranin masukin pompa asi ke list daftar barang keperluan melahirkan. Yah, pas survei, pompa elektrik lebih keliatan menarik daripada yang manual tho.. Aku pikir, wah, kl elektrik pasti lebih praktis, kerja lebih cepat n modern gitu loh... daripada kalo manual kan hehehe..

Awalnya pompa ASI elektrik pake baterai, tapi berhubung lama2 tiap hari ganti 2 baterai, akhirnya disambung ke adaptor. Belum lagi, kalo mati lampu... hiks.. Waktu itu belum bisa merah pake tangan, jadi terpaksa tunggu listrik nyala baru mompa lagi...

Kalo ditanya hasilnya... Yah, kesaksian moms yg di milis ASI sih, katanya banyakkan hasil merah dengan tangan daripada pompa. My self, ah.. sama aja tuh. Kadang malah lebih banyak dipompa.
Suka dukanya.. Pake pompa ASI, awalnya kaget juga si. Sedotannya kenceng banget. Yah, kebayang juga kan, sakit buanget.. sampe meringis2. Yah, tapi lama2 kebal juga si..
ON - 10 detik - OFF - 5 detik - ON lagi dst... Satu PD bisa 10-15 menit. Belum lagi, pengalaman ASI berdarah. Tapi karena teman seperjuangan pernah ngalamin yang sama n dia tanya DSAnya katanya gpp, ya udah, lanjut aja tetep dikasikan ke Cella.

Mulai belajar manual pake tangan itupun awalnya karena kepepet.. Entah kenapa, tu pompa kalo dipake di tempat kerja, selalu aja trouble. (Baca: Ngendet-ngendet gitu loh..) Belum lagi, ternyata repot juga bawa pompa, adaptor plus botol tambahan (Baca: Tas gw yang kecil itu jadi penuh deh) Jadi, ya udah deh, mulai belajar pake tangan.

Masa2 peralihan, satu PD pake pompa, n satu lagi pake tangan. Sebelum belajar pake tangan, mulai deh cari infonya banyak2 di internet.. Baru deh, nemu teknik Mermet.. Prakteknya, setelah 1 mingguan baru hasilnya bisa menyamai kl pake pompa..

Waktu awal2 itu, ASI muncrat kemana2. Sampe2 dimanapun merah, pasti ada bekasnya. Selain itu, dulu si pake mangkok dulu buat tadahinnya, baru dipindah ke botol penyimpanan. (Ga praktis juga kan..) Kalo sekarang, hihi... Bisa langsung diarahkan ke botol. Jadi ga ada yg terbuang percuma hehehe.. Lagian kl yang sekarang ini kendalanya kl merah pas kondisi lagi ngantuk, tu botol bisa kelepas dari tangan n malah tumpah deh.. (udah sempet kejadian beberapa kali..) Untung aja, cadangan masih ada beberapa botol (Ga jadi panik deh..)
Oh iya, sedikit tips.. Bener juga, kalo merah, usahakan badan agak nunduk, jadi PD mengarah ke bawah. Aliran ASI dibantu gaya gravitasi (Mungkin itu sebabnya susunya sapi keluarnya lebih banyak tho..) Plus, let down reflex emang ngaruh banget mempercepat penuhnya tu botol (alias memperlancar keluarnya ASI)

So, kesimpulan akhirnya... Enak juga si merah pake pompa. Tinggal tancepin listrik, duduk, bisa sambil nonton tv atau bahkan email2an hehehe.. Sometime, i miss it.. Sayang aja, kayanya pompa gw emang trouble deh. Kaya ga mau nyedot gitu loh..
Tapi mompa manual pake tangan, enaknya barang bawaan lebih praktis, tinggal bawa tampat penyimpanannya aja n ga perlu nyari2 colokan kabel.

Ok deh sharingnya... Mungkin kalau2 ada tambahan, posting yang ini bakalan di update lagi...
Semoga membantu buat yang lagi mikir2 mo beli pompa..

Rabu, 14 Januari 2009

ASI Perah on traveling

Ini beberapa tipsnya:

a. Perlengkapan perah (buat cheklist supaya nggak ada yang ketinggalan)
- botol untuk tempat merah
- kalau merahnya pakai tangan lebih praktis, atau siapin breast pump dan peralatannya
- sikat botol, sabut cuci, dan sabun cuci botol bayi
- kantung tempat menyimpan asi perah biar praktis (kalau aku pakai merk gerber)
- Kalau di hotel nggak tersedia baby bottle sterilizer pakai air panas mendidih(di hotel khan biasanya disediain electric kettle seperti itu khan)
- Cooler box/bag yg kapasitasnya sudah kita perhitungkan (misal kira-kira sehari kita merah 5 x 150 ml= 5 kantung asi kali 5 hari, dll)
- ice bag/blue ice

b. Frekuensi merah usahakan tetap sama misal kita tiap hari 5 kali yah usahakan sama

c. Minta hotel untuk simpan asip kita di freezer, ingetin di freezer sampai beku seperti es batu supaya mereka nggak salah simpen di lemari es bawah

d. pas mau balik ke tempat tujuan simpan dengan rapi di cooler bag/box dan ditaruh banyak blue ice disekeliling asip

e. usahakan hotel dan airport dekat supaya nggak terlalu lama di perjalanan ke airport dan usahakan supaya waktu menunggu di airport nggak terlalu lama supaya asip beku terjaga.

Sumber: Listi, milis asiforbaby

Selasa, 13 Januari 2009

Let Down Reflex

*The Let-Down Reflex*
Your Body's Response to the Baby's Suckling
Infant suckling stimulates the nerve endings in the nipple and areola, which signal the pituitary gland in the brain to release two hormones, prolactin and oxytocin.
- Prolactin causes your alveoli to take nutrients (proteins, sugars) from your blood supply and turn them into breast milk.
- Oxytocin causes the cells around the alveoli to contract and eject your milk down the milk ducts. This passing of the milk down the ducts is called the *"let-down"* (milk ejection) reflex.
Let-down is demonstrated in numerous ways including:
- Your infant begins to rapidly suck and swallow.
- Milk may drip from the opposite breast.
- The mother may feel a tingling or a full sensation (after the firstweek of nursing) in her breasts or uterine cramping.
- You may feel thirsty.
*NOTE*
There may be many let-downs during a feeding, of which you may or may not be aware. Because the brain plays such a large role in the release of hormones that cause the milk to eject, it is very normal for let-downs to occur inother situations as well. For instance, let-down may occur when you think about your baby, hear your or another baby cry, when it is your scheduled nursing time, when you are sexually stimulated, or during orgasm.
If the let-down occurs at an awkward time, cross your arms over your chest,or press the heel of your hand over the nipple area and apply pressure until the leaking stops. It may also help to wear cotton breast pads (withoutplastic liners) in your bra, especially in the first weeks, to protect your clothing. This type of response will usually diminish after the first fewweeks of nursing.
*Uterus Response Postpartum*
Release of the hormone Oxytocin while breastfeeding will cause the uterus to contract and this may be more noticeable if you have previously had children. It is this mechanism that helps your uterus to return to itspre-pregnant size quickly.
*Interference with Let-Down*
A variety of factors may interfere with let-down:
- Emotions: embarrassment, anger, irritation, fear or resentment
- Fatigue
- Inadequate sucking (Improper positioning or insufficient amount of timebaby is actively nursing.
- Stress
- Negative remarks from relatives or friends
- Fear of pain in your breasts or uterus (i.e., sore nipples or after birth pains)
- Breast engorgement in the first few days
*Suggestions for Creating a Supportive Nursing Environment*
- Find a peaceful atmosphere for nursing. Before beginning the feeding,unplug the phone, turn on relaxing music, and take four or five deepabdominal breaths.
- If breastfeeding in public inhibits you, insist on your privacy and/ordrape a light cover over your baby and your shoulder to cover up.
- Interact with friends and breastfeeding professionals who aresupportive of breastfeeding. Do not let well-meaning friends and relativeswho have different attitudes discourage you. Restrict visitors until you arecomfortable.
- Be around other nursing mothers. Attend a postpartum exercise class and/or postpartum support group.
- Be sure your baby is positioned properly and allow adequate suckling.
*Tingling Sensations - "Let-Down":*
After baby has nursed for a few minutes, many (but not all) womenfeel a tingling sensation followed by a strong surge of milk. Thisis known as the "let-down" response, and is natural and expected.This can happen with nursing, with just seeing a baby, hearing a babycry or even thinking about your baby. Often this let-down isaccompanied by a leakage of milk from one or both breasts.The hormone oxytocin is released into your blood, and as a result thetiny muscles surrounding the milk-storage cells of the breast pushthe fattier hind milk into the ducts - this is the let-down reflex orthe milk-ejection reflex.
General Expressing Tips
- Expressing milk is easier if you are relaxed
- try deep breathing exercises. Some women from Bach Rescue remedy helpful for calming them down if they are trying to express when stress.
- A routine also helps to relax the body in preparation
- This could be laying your pump out on a table, looking through a little photo album of baby pictures, making your self a cup of tea or anything else which you do which you could make into a ritual.
- Many women find it easier to express if baby is with them. If you can't express in the same room as your baby, then a looking at a photo may help, as may something which smells of baby or visualising yourself feeding your baby.
- Don't worry about the amount of milk you are producing
- babies are much more effective at removing milk from the breast, and worrying that you might not be expressing as much milk as you need releases adrenaline, which works against the oxytocin which the body needs to let down milk.
- It is important that you continue expressing until hind milk flows
-this is the richer, whiter milk which come after the thinner, more see through hind milk.
- Many women find that they can have multiple let downs in a session,so if you milk flow slows down it is worth continuing to see if you have a second let down.
- On the other hand, expressing for more than 20 minutes on one breastis not recommended as this could damage your breast.
- Stroking firmly but not too hard from the outside of the breastto the nipple, and working your fingers in little circles, spiraling from the outside of the breast to the nipple is a great way to prepare the breast for expressing, and can be down each time the milk flow slowsdown.
- You may be most successful at expressing while your baby feeds fromthe other breast
- this does take some dexterity, and possibly a helping hand from your partner
- Applying heat the breast may also help
- a warm rung out flannel ora shower can often start things going If you need to express regularly, then try to express at the same time and place. Your body will adaptto this quicker.
- Learning to express is about teaching your body to respond to an additional set of cues, so don't be surprised if your first expressing sessions aren't very productive. Try again another day, perhaps at a different time, and see what happens.
- Most mums find that they can express more milk in the morning, andless at night. The level of your supply does vary through the day andfrom day to day, so don't expect to always get the same amount.
- If you are trying to build up your supply, it is very helpful toexpress in the later evening. Even though you may be producing less milk,the level of hormones in your body mean that late eveningfeeds/expressing session are the best at 'demanding' a higher supply.
- Most experts say that it takes about 3 days of stimulation for thebody to fully catch up with demand, so if you add an expressingsessioninto your day, your baby may fit in an extra feed as well until yourbody realises what you want.
- Studies have shown that breast milk from hand expresion contains themore of the fatty hindmilk than breastmilk from pumping, and that Moremilk, and especially more hindmilk, is produced when milk is expressed from both breasts at the same time.
- If you are expressing from one breast at time, it is recommended that you express from one side until the milk flow slows down significantly, and then from the other side until that flow slows down,and then back to the first side etc.
Sumber : milist asiforbaby

Sabtu, 10 Januari 2009

Daftar Klinik Laktasi di Indonesia

Sentra LAKTASI Indonesia:
Jl. Agung Perkasa Raya Blok J5 No. 16
Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara
Telp. (021) 651 0183

Jakarta
* PK. St. Carolus
Jl. Salemba Raya No. 41 Jakarta 10440
Telp. (390) 4441 pes. 7257

* RS Husada
Jl. Raya Mangga Besar No. 137-139 Jakarta Barat
Telp. (021) 626 0108

* RSAB Harapan Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Jakarta Barat
Telp. (021) 566 8284 pes. 1205

* RS Pondok Indah
Jl. Metro Duta Kav. VE Jakarta Selatan
Telp. (021) 765 7525

* RS OMC
Jl. Pulomas Barat VI No. 20 Jakarta Timur
Telp. (021) 472 3332

* RS Pertamina Jaya
Jl. Achmad Yani No.2 By Pass Jakarta Pusat
Telp. (021) 421 1911 ext.4254

* RSAL Mintoharjo
Jl. Bendungan Hilir Raya Jakarta Pusat
Telp. (021) 574 9037/574 9038

* RS Bunda Jakarta
Jl. Teuku Cik Ditiro Jakarta Pusat
Telp. (021) 3192 4917

* RS Medistra
Jl. Gatot Subroto Kav. 59 Jakarta Selatan
Telp. (021) 527 7382 ext.217-222

Bekasi
* RSIA Hermina Bekasi
Jl. Kemakmuran No. 39 Margajaya,
BekasiTelp. (021) 884 2121

Depok
* RSIA Hermina Depok
Jl. Raya Siliwangi No. 50 Pancoran Mas, Depok
Telp. (021) 7720 2525

Bogor
* RS PMI Bogor
Jl. Pajajaran 80 Bogor
Telp. (0251) 324080

* RS Azra Bogor
Jl. Pajajaran No. 129 Bogor
Telp. (0251) 318456

Bali
* RSB Puri Bunda
Jl. Gatot Subroto VI/19 Denpasar, Bali
Telp. (0361) 437999 Fax. (0361) 433988

Makassar
* Poltekkes Makassar (Aswita Amir, Siti Mardiah, SKM) Jurusan Gizi
Jalan Paccerakkane KM 14 Daya Makassar
Telp./Fax. (0411) 510197

Batam
* RS AWAL BROS BATAM
Jl. Gajah Mada Kav. I Baloi, Batam
Telp. (0778) 431777

Riau
* RS Awal Bros Pekanbaru
Jl. Jendral Sudirman No.117 Tangkerang Pekanbaru, Riau 28282
Telp.(0761) 47333 ext. 2300

* RS PT Caltex Pacific Indonesia
Pekanbaru Riau
Telp. (0761) 594297

Banten
* RS Misi Rangkasbitung
Jl. Multatuli No. 41Rangkasbitung Lebak, Banten 42311
Telp. (0252) 201014

* RS International Bintaro
Jl. MH Thamrin No.1 Sektor 7 Bintaro Jaya Tangerang, Banten
Telp. (021) 745 5500

* RS. Siloam Gleneagles
Jl. Siloam No. 6Lippo Karawaci Tangerang, Banten
Telp. (021) 546 0055 pes. 7151

Surakarta
* Yayasan Kakak (Fajar Yulianta/Sofie)
Jl. Slamet Riyadi No. 534 B
Telp. (0271) 711453

Medan
* RSU Dr. Pirngadi
Jl. Prof. H.M. Yamin SH. No.47 Medan 20217
Telp. (061) 453 6022 ext. 267

Yogyakarta
* RS Panti Rapih
Jl. Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223
Telp. (0274) 514845 pes. 227

Surabaya
* RS Mitra Keluarga Surabaya
Jl. Satelit Indah II Darmo Satelit Surabaya 60187
Telp. (031) 734 5333

* RS Islam 1
Jl. A. Yani 2-4 (Wonokromo) Surabaya
Telp: (031) 828 4504, 828 4506
Bukan klinik laktasi, tapi bisa konsul ke klinik ibu-anak dan akan diajarkan.

* RS Islam 2
Jl. Jemursari 51-57 Surabaya
Telp: (031) 847 1878, 847 1877

* RSUD Banyumas
Telp. 797111 ext. 144

Semarang
* RS St. Elisabeth
Jl. Kawi No.1
Telp. (024) 831 0076 pes. 7405

Kaltim
* RS Pupuk Kaltim
Jl. Oxygen, Bontang Kalimantan Timur 75313
Telp. (0548) 41118 pes. 237

Makanan untuk Ibu Menyusui

ASI menyediakan semua nutris yang dibutuhkan oleh bayi untuk kesehatan dan tumbuh-kembangnya pada awal-awal kehidupan (0-6 bulan dianjurkan ASI ekslusif). Blog ini berisi anjuran praktis mengenai makanan bagi ibu menyusui agar tidak merugikan ibu dan bayinya.

Apa yang seharusnya saya makan?
Sangat penting untuk mengkonsumsi bervariasi makanan termasuk :
Buah-buahan dan sayuran (dapat juga dibuat dalam bentuk jus), merupakan makanan yang kaya serat. Umumnya ibu setelah melahirkan akan mengalami konstipasi (susah BAB) yang kadang dapat sisertai nyeri. Makanan berserat dapat mengurangi keluhan ini
Makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang sebagai sumber energi
Sumber protein seperti daging, dan ayam, telur, sebaiknya mengurangi ikan
Makanan tambahan seperti susu, keju, suplement calsium

Makanan apa yang seharusnya saya hindari?
Makan ikan baik untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi, tetapi dianjurkan untuk tidak lebih dari dua porsi dalam seminggu. Ini disebabkan zat-zat polutan yang ada pada ikan dapat ikut melalui ASI dan dapat membahayakan bayi.

Apakah perlu menghindari kacang ?
Kacang merupakan penyebab alergi yang paling sering, mengenai sekitar 1% dari manusia, alergi kacang bisa menyebabkan reaksi yang berat. Bayi anda memiliki resiko tinggi untuk terkena alergi kacang bila anda, suami anda, anak anda yang lain memiliki riwayat alergi makanan atau alergi lain seperti rhinitis alergika, asma, ekzema.
Jika bayi anda memlikiki resiko tinggi, kacang harus dihindari dari bayi anda dengan cara anda tidak mengkonsumsi kacang selama menyusui, dan setidaknya anak tidak boleh makan kacang sampai usia 3 tahun.

Apakah saya memerlukan vitamin suplemen?
Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplement, terutama yang mengandung vit D minimal 10 mcg perhari.

Apakah saya perlu makan lebih ?
Tubuh ibu sangat efisien membentuk ASI jadi anda tidak perlu “makan untuk berdua”. Yang penting makan dengan “diet menu seimbang”.

Apakah saya perlu minum lebih ?
Kita seharusnya minum 6-8 gelas (1,2 liter) perhari. Jika anda menyusui anda membutuhkan lebih banyak minum air dari 6-8 gelas. Jika anda haus, ini berarti anda sudah dehidrasi, jika warna kencing anda pekat ini juga berarti anda kurang minum. Lebih baik jika anda minum sesaat sebelum menyusui bayi. Air putih, susu dan jus merupakan pilihan yang baik. Jangan minum alkohol dan kafein (kopi).

Apakah boleh saya menurunkan berat badan ?
Bukan gagasan yang baik untuk menurunkan berat badan selama anda menyusui, Ini dikarenakan anda membutuhkan energi dan anda dapat menghilangkan kebutuhan nutrisi yang seharusnya didapat oleh bayi anda. Berita baik akan terjadi pengurangan komposisi lemak tubuh dari ibu selama ia menyusui, jadi menyusui akan mempercepat mengembalikan berat badan anda seperti sebelum melahirkan. Jika anda menggunakan “diet menu seimbang”, mengurangi lemak dan gula, fisik yang aktif ini akan membantu anda untuk menurunkan berat badan.

sumber: dokterananakku.com

Jumat, 09 Januari 2009

Payudara sehat saat menyusui

Keinginan ibu menyusui buah hatinya sering terhambat oleh ketidaknyamanan saat menyusui,umumnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit menghisap ASI, payudara lecet dan semacamnya. Tapi karena kondisi ibu saat itu belum pulih, baik fisik maupun emosi, maka ibu akan merasa tertekan dan memutuskan untuk mengganti ASI dengan susu formula.
Bila ibu terlalu cepat memutuskan beralih ke susu formula, sayang sekali sebab ASI adalah anugerah. Semua nutrisi penting dengan proporsi yang ideal dan dalam bentuk yang mudah diserap bayi, terkandung di dalamnya. Secara medis terbukti tumbuh kembang bayi yang meminum ASI lebih baik dan memiliki daya tahan tubuh optimal serta hubungan emosional ibu dan bayi lebih erat.Di bawah ini ada beberapa kiat agar payudara sehat saat menyusui agar para Ibu termasuk mereka yang aktif berkarir tidak ragu lagi untuk memberikan ASI pada bayinya.
Perawatan payudara
Yang pertama harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan perawatan payudara. Perawatan yang perlu dilakukan berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, serta memperlancar keluarnya ASI.
Pertama cuci dan keringkan tangan lalu olesi dengan baby oil. Tarik dan pelintir puting payudara ke kanan dan ke kiri masing-masing 20 kali. Lalu dengan kedua telapak tangan dan jari-jari, pegang payudara dan pijat ke arah puting payudara sebanyak 10 kali. Terakhir, pijat areola (daerah yang berwarna gelap) ke arah puting susu dengan menggunakan ibu jari. Lakukan perawatan 2 kali sehari.Setelah melahirkan, pijat dengan telapak tangan mulai dari bagian tengah payudara ke arah atas, berputar ke arah samping bawah dan kembali ke depan. Ulangi gerakan sebanyak 20 - 30 kali. Lalu pijat payudara dengan jari mulai dari pangkalnya ke arah puting sebanyak 20 - 30 kali. Lalu siram payudara kiri dan kanan bergantian dengan air hangat sebanyak 5 kali.
Mengatasi keluhan
Segera atasi keluhan yang muncul agar tidak menjadi lebih parah. Misalnya, payudara bengkak dan keras akibat ASI berlebihan. Atasi keluhan ini dengan cara mengompres payudara dengan air atau flanel hangat.
  • Puting terasa perih dan / atau retak
Batasi waktu menyusui selama 10 menit setiap kali penyusuan. Bila puting retak hentikan kegiatan menyusui minimal 24 jam agar tidak terinfeksi. Jaga payudara agar tetap kering dengan menggunakan bantalan dalam BH yang diganti secara teratur dan angin-anginkan payudara sesering mungkin serta olesi payudara dengan minyak lanolin. Usahakan bayi melahap seluruh puting saat menyusu dan gunakan pelindung puting payudara yang terbuat dari bahan karet lunak saat menyusui jika puting terluka. Segera periksakan ke dokter jika puting masih tetap luka.
  • Air susu merembes
Keluhan yang membuat Ibu kurang nyaman saat menyusui adalah pakaian basah akibat rembesan ASI. Selain dapat merusak penampilan, hal ini juga tidak baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Karena payudara yang lembab dapat menjadi sumber berkembangnya bakteri dan jamur, sehingga dapat menimbulkan iritasi dan infeksi. Untuk mengatasinya hindari pemakaian sapu tangan, handuk maupun tissue karena akan membuat payudara tetap basah dan lembab. Pilihlah bantalan BH khusus untuk menahan rembesan ASI.
Di pasaran banyak dijual produk Breast Pad, bantalan BH yang mampu mencegah ASI agar tidak merembes ke permukaan pakaian dan menjaga puting payudara tetap kering dan bersih. Ada yang dibuat dari bahan khusus yang dapat mengubah ASI menjadi bentuk gel dan lapisan luarnya terbuat dari tissue yang dilaminasi sehingga rembesan ASI tidak membasahi pakaian maupun permukaan payudara. Biasanya untuk sekali pakai. Ada juga yang terbuat dari kain lembut yang dapat dicuci untuk dipakai lagi. Yang penting pilihlah Breat Pad yang bahannya lembut dan halus sehingga nyaman dipakai. Seringlah mengganti Breast Pad, minimal 2 kali sehari.
sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m

Rawat Gusi meski Belum Tumbuh Gigi

Meski giginya belum tumbuh, bayi tetap harus menjalani perawatan gusi, lidah, dan mulut. Dengan begitu, bayi terhindar dari infeksi jamur. ''Perawatan gusi, lidah, dan mulut ini minimal dilakukan sehari sekali,'' kata drg Udijanto SpKGA, ahli kesehatan gigi anak Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unair.

Dijelaskan, setelah minum susu, kadang muncul bercak putih yang menempel di gusi dan lidah bayi. Itu sisa-sisa susu. ''Biasanya, bercak putih tersebut muncul pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Pada bayi yang minum ASI (air susu ibu), jarang sekali ada bercak ini,'' kata Udijanto.

Bercak putih yang sama juga bisa muncul akibat dot bayi yang tak disterilkan. Atau, bisa juga dari empengan yang kurang bersih. Ahli gigi anak itu mengatakan, dot bayi seharusnya tak dipakai berulang-ulang atau berjam-jam. Sebab, ada kemungkinan dalam dot tersebut sudah ada jamur yang menempel.

Belum lagi kemungkinan dot tersebut jatuh, lalu langsung diberikan lagi ke bayi tanpa dibersihkan ulang. ''Jamur kan banyak yang tak kasat mata. Mana tahu bila dot yang jatuh itu tertempel jamur. Kalau itu terjadi, gusi atau lidah bayi bisa terinfeksi,'' imbuhnya.
Selain itu, lanjut Udijanto, perawatan tersebut juga perlu agar bayi terbiasa menerima sensasi pada gusi yang dibersihkan. ''Itu adaptasi sebelum bayi diajari menyikat gigi. Jika sejak dini orang tua sudah aktif merawat gusi, tak akan sulit mengajari anak menyikat gigi,'' tuturnya.

Cara membersihkan gusi bayi, menurut Udijanto, sangat mudah. Tak perlu meggunakan sikat gigi khusus. Cukup bersihkan gusi dengan kapas atau kassa yang dibasahi air matang. Lalu, pelan-pelan gosokkan ke gusi. ''Jangan gunakan air yang terlalu dingin atau terlalu hangat. Biasanya bayi akan kaget dan tak mau lagi,'' katanya.

Dianjurkan pula membersihkan gusi bayi dengan mengajaknya bermain. Dengan bagitu, bayi tak merasa kesakitan atau terlalu geli. Bila jari tangan orang tua terlalu besar, atau mulut bayi terlalu kecil, bisa dipakai cotton bud yang kapasnya besar. ''Lama-lama bayi akan terbiasa dengan perawatan gusi ini. Jika tahu enaknya gusi dibersihkan, bayi tak akan menolak,'' paparnya.

Sumber : batampos.co.id

Kamis, 08 Januari 2009

Manfaat dan Keunggulan ASI

ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzim, dan zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia.
Bayi manusia akan mencapai 2 kali berat badan lahirnya lebih lambat (6 bulan). Jenis mamalia seperti sapi, kambing, tikus, waktu yang diperlukan untuk mencapai 2 kali berat badan lahir yaitu berturut-turut 47 hari, 19 hari dan 6 hari.
Komposisi susu yang dihasilkan oleh mamalia ini berbeda dengan ASI.
Telah dibuktikan pula, bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Demikian pula komposisi ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3-5 (kolustrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari 3-5 sampai hari ke 8-11 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur). Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi .
ASI bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga, dan Negara.
Manfaat ASI untuk bayi
  • Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi

Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Walaupun kadar lemak ASI tinggi, namun mudah diserap oleh bayi karena adanya trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.

ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam lemak tersebut adalah precursor asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari omega 3 dan arachidonik acid (AA) berasal dari omega 6, yang fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan otak anak.

Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu, setelah 15-20 menit).

Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi disbanding susu mamalia lain. Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa saluran cerna bayi sejak lahir. Laktosa juga merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.

Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI 60% adalah whey, yang lebih mudah dicerna disbanding kasein (protein utama susu sapi). Kecuali mudah dicerna, dalam ASI tersapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

Garam dan mineral
ASI mengandung garam dan mineral yang rendah. Hal ini sangat menguntungkan bagi neonatus karena fungsi ginjal yang belum optimal.
ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang sedikit, namun mudah diserap dibandingkan zat besi dalam susu sapi.

Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan oleh bayi. Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

  • Mengandung zat Protektif

Laktobasilus bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E. coli yang sering menyebabkan diare pada bayi. Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.

Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Laktoferin bermamfaat untuk menghambat pertumbuhan E. coli dan jamur kandida.

Lisozim
Lisozim meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai mendapat makanan tambahan dan lisozim merupakan faktor pelindung terhadap kemungkinan serangan bakteri dan penyakit diare pada periode ini.

Antibodi
ASI terutama kolustrum mengandung immunoglobulin yaitu secretory IgA (SIgA), yang berguna untuk pertahanan tubuh bayi.

Tidak menimbulkan alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai mur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi ini.

  • Efek psikologis yang menguntungkan

Waktu menyusu kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Kontak kulit yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Dengan foto inframerah, payudara ibu menyusui lebih hangat disbanding ayudara ibu yang tidak menyusui.
Interaksi yang timbul waktu menyususi antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan pada bayi (basic sense of trust), yaitu dengan mulai dapat mempercayai orang lain (ibu) maka akan timbul rasa percaya pada diri sendiri.

  • Menyebabkan pertumbuhan yang baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekwensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan menyebabkan volume ASI yang dihasilakan lebih banyak.

  • Mengurangi kejadian karies dentis

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

  • Mengurangi kejadian maloklusi

Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

Manfaat ASI untuk ibu

  • Aspek kesehatan ibu
    Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan paska persalinan, menunda proses haid dan mengurangi prevalensi anemia.
  • Aspek keluarga berencana
    ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan.
  • Aspek psikologis
    Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, jika dapat menyusui bayinya, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

Manfaat ASI untuk keluarga
ASI tidak perlu dibeli sehingga ekonomis dan praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

Manfaat ASI untuk Negara

Pemberian ASI dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.


Sumber :
Manajemen laktasi, Perinasia, Jakarta, 2004.
Mengenal ASI eksklusif, Utami Roesli, Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta, 2005

Minggu, 04 Januari 2009

Good News for Flat Nipple Breastfeeding

Apabila anda memiliki masalah puting terbalik/melesak (inverted nipple / flat nipple), periksakanlahpayudara dan puting anda kepada dokter atau konsultan laktasi. Dengan perlakuan yang tepat dan persiapan yang matang, dan juga ketabahan hati, anda akan dapat menyusui bayi dengan sukses meskipun puting anda terbalik[1].

Bagaimana menguji bila anda memiliki puting terbalik atau tidak?
Tekanlah daerah aerola menggunakan jempol dan telunjuk, persis hingga bagian ujung puting. Jika ujung putting melesak keluar, meskipun sedikit, artinya puting anda tidak terbalik. Namun, jika ujing puting melesak ke dalam payudara, dan perlu diberikan perlakuan khusus. Kadang kala, puting yang menonjol ketika ditekan malah melesak ke dalam: fenomena ini dinamakan pseudoinverted nipples, dan juga perlu dirawat secara khusus.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menarik keluar puting
Ada beberapa tehnik yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan puting agar bayi bisa lebih mudah melakukan pelekatan. Tehnik- tehnik ini bisa dilakukan saat hamil maupun saat memulai menyusui.

Menggunakan breast shells.
Breast shells, atau mangkuk payudara, meningkatkan elastisitas kulit selama kehamilan. Breast shell menekan aerola dengan lembut dan konstan sehingga menarik puting keluar. Mangkuk payudara ini dipakai di dalam bra yang sebaiknya dipilih berukuran lebih besar agar dapat menampung mangkuknya. Idealnya, breast shell ini mulai digunakan pada trimester ketiga kehamilan untuk beberapa jam sehari hingga secara bertahap digunakan semakin sering. Saat bayi lahir bisa digunakan sekitar 30 menit sebelum menyusui untuk membantu mengeluarkan puting. Namun, jangan gunakan saat malam hari dan ASI yang tertampung di dalamnya harus dibuang.

Hoffman Technique.
Melakukan teknik ini beberapa kali dalam sehari dapat membantu melepaskan lekatan pada dasar puting. Cara melakukanya: letakkan ibu jari pada puting-tepat pada dasar puting, bukan aerola. Kemudian tekan lembut, pada saat bersamaan tarik ibu jari menjauh satu sama lain. Sehingga puting akan meregang keluar. Lakukan 5 hari sekali dengan pposisi ibu jari yang berpindah pindah.

Pompa ASI.
Setelah kelahiran, penggunaan pompa ASI yang efektif sangat membantu menarik puting yang rata atau tenggelam sebelum menyusui untuk mempermudah pelekatan.

Stimulasi pada puting.
Setelah kelahiran, bila puting agak menonjol dan dapat dipegang, ibu bisa melakukan gerakan menggulung pada puting dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk selama satu atau dua menit lalu segera sentuh puting dengan kain yang lembab dan dingin atau es batu yang dibungkus kain (hindari penggunaan es secara terus menerus karena dapat menghambat ‘letdown reflex’ dan membuat puting terlalu kebas tidak sensitif).

Menarik payudara ke belakang saat pelekatan.
Saat Anda menyangga payudara untuk melakukan pelekatan dengan posisi ibu jari diatas dan empat jari lain di bawah payudara menyorong menjauh dari dada, tarik payudara sedikit ke belakang ke arah dada (arah ibu) untuk membantu puting agar menonjol.

Nipple shield/ sambungan puting.
HANYA DIGUNAKAN SEBAGAI PILIHAN TERAKHIR, nipple shield berbentuk seperti puting terbuat dari silikon, digunakan pada puting ibu selama menyusui sehingga memungkinkan bayi melakukan pelekatan. Untuk mencegah bayi tergantung pada nipple shield, penggunaan nipple shield harus segera dihentikan begitu bayi mampu menyusu dan melakukan pelekatan dengan baik.

Yang patut diingat adalah bayi jangan sampai menghisap ujung puting saja. Bayi harus memasukkan seluruh puting termasuk aerolanya ke dalam mulutnya.
Pada dasarnya, hari-hari awal setelah melahirkan adalah proses belajar baik untuk ibu dan juga untuk bayi, yang memerlukan kesabaran dan ketabahan.

Referensi
BMSG. Practical Hints on Breastfeeding, Second edition revised. Breastfeeding Mothers’ Support Group (Singapore) , 2001.

Sumber : asuh.wikia.com & keluargaandike.multiply.com

Sabtu, 03 Januari 2009

Memilih Pompa ASI

Pompa ASI yang beredar di pasaran saat ini begitu beragam; dari yang manual hingga elektrik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Jangan sembarang memilih pompa ASI. Harga murah dan model menarik tidaklah cukup.

Salah satu kelebihan pompa ASI manual—karena perangkat yang digunakan sederhana— adalah praktis. Alat ini tidak perlu baterai atau listrik sehingga dapat dibawa ke mana pun ibu pergi, dan umumnya lebih tahan lama dibandingkan dengan yang elektrik. Kekurangannya lebih pada “tenaga” untuk memerahnya yang tidak konstan. Ketika tangan sudah mulai lelah maka tekanan pada pompa pun berkurang dan akan berdampak pada ASI yang dikeluarkan.

Sementara pompa ASI elektrik, keuntungannya adalah tenaga listrik atau baterai memungkinkan pemerahan dilakukan dengan konstan sehingga dapat lebih memaksimalkan pengosongan ASI dari payudara dan membuat produksi ASI tetap maksimal. Jika menggunakan baterai keuntungannya praktis dibawa ke mana saja dibanding menggunakan listrik. Kekurangannya, cepat aus dan baterai harus selalu diganti.

Macam pompa ASI:

  • Pompa ganda untuk dua payudara sekaligus.
  • Pompa ASI model elektrik.
  • Pompa ASI model manual.

Alat bantu menyusui bagi bayi dengan kebutuhan khusus dan bayi adopsi.
* Pompa dengan karet penyedot Alat jenis ini tidak dianjurkan sebab kurang efisien dan tidak sesuai untuk memerah ASI. Bahan karet yang terdapat di bagian belakang pompa yang berbentuk seperti bohlam sulit dibersihkan dan tak bisa disterilkan. Sehingga ASI yang tersisa di bagian tersebut bisa menjadi media yang menyalurkan mikroba. Pompa ASI jenis ini hanya dianjurkan untuk mengatasi pembengkakan payudara.
* Pompa elektrik dan bentuk piston
Pompa ASI elektrik dan yang berbentuk piston memenuhi standar untuk memerah ASI, tapi harganya terbilang mahal. Pompa jenis ini memiliki model manual dan elektrik. Pastikan wadah dan katupnya steril ketika dipakai.


Cara memilih pompa ASI antra lain:
1. Aman
Umumnya bentuk pompa ASI sama, yaitu terdiri atas corong untuk bagian payudara, alat memompa serta botol penampungan ASI. Ada juga pompa elektrik yang memiliki 2 corong untuk payudara kanan dan payudara kiri. Dengan begitu kedua dapat sekaligus dipompa secara bersamaan sehingga lebih praktis dan menghemat waktu. Bahan atau material yang digunakan adalah sejenis plastik yang tahan panas. Pemakaian bahan plastik ini juga memudahkan untuk perawatan karena mudah dicuci. Umumnya jenis plastik yang digunakan, yaitu jenis PV (polyvinyl) atau plastik HDPE (High Density Polyethylene). Sebagai informasi, plastik HDPE memiliki kualitas lebih baik di banding plastik PV. Akibatnya pompa yang menggunakan bahan HDPE di pasaran juga lebih mahal. Harga pompa elektrik umumnya juga lebih mahal dibandingkan yang manual.

2. memiliki kecepatan dan kekuatan mengisap yang bisa diatur.

3. sebaiknya bisa bekerja dengan efektif, sehingga merangsang payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak.

4. Vakum yang dipasang pada areola (lingkaran daerah berwarna hitam di sekitar puting) yang dapat disesuaikan. Setiap wanita memiliki tubuh yang berbeda, jadi sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda.

5. Praktis.
Ada baiknya jika Anda memilih pompa ASI yang berukuran lebih kecil, praktis, ringan, memiliki wadah yang praktis untuk dibawa-bawa. Sediakan kantong penyimpanan ASI sekaligus di dalamnya.Jika Anda ingin dapat tetap bekerja sembari memompa ASI, Anda bisa memilih pompa yang dapat dioperasikan dengan menggunakan kaki, sehingga tangan Anda tetap bebas bergerak selama Anda sedang memompa ASI.

6. Mudah dibersihkan dan digunakan.
Pilihlah alat pompa mudah dibongkar pasang, yang dapat dicuci semua bagiannya, kecuali tempat baterai/mesinnya. Hindari pompa yang hanya terdiri atas balon (pemompa) dan corong karena bagian balon tidak dapat dicuci.

7. Kapasitas lebih besar
Ada jenis pompa yang hanya bisa digunakan untuk memompa satu payudara dalam satu kesempatan (biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit) tapi ada juga yang dapat sekaligus memompa sepasang payudara dalam satu kesempatan. Dengan demikian, Anda dapat lebih menghemat waktu.

8. pilihlah pompa yang tidak mengeluarkan suara atau pastikan suara yang ditimbulkan tidak terlalu mengganggu.
Pompa ASI yang terlalu bising bisa memengaruhi konsentrasi ketika sedang memerah dan pada akhirnya memengaruhi jumlah perahan ASI.

9. Pompa mempunyai cadangan untuk energi.
Beberapa pompa ASI dilengkapi sistem pengoperasian ganda. Maksudnya, dapat digunakan secara manual sekaligus elektrik. Bahkan beberapa pompa dilengkapi pula dengan baterai cadangan sehingga bila sewaktu-waktu listriknya mati atau ingin memompa di tempat yang tidak ada listrik, pompa ASI tetap dapat digunakan.

Donor ASI - Aman Ngga Ya?

Keunggulan Air Susu Ibu (ASI) memang sudah lama diyakini dan dibuktikan baik oleh para peneliti, tenaga kesehatan maupun para ibu-ibu yang menyusui dan bayi mereka masing-masing yang mengkonsumsi ASI. WHO (Badan Kesehatan Dunia) sendiri telah secara resmi merekomendasikan bahwa ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan seorang bayi, pada saat usia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI yang berkualitas dan pemberian ASI diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.

Hal ini semakin menegaskan perlunya dan pentingnya pemberian ASI bagi seorang bayi, terutama bayi prematur. Sayang sekali, karena satu dan lain hal banyak wanita yang tidak dapat menyusui bayinya, namun karena mengakui keunggulan ASI dan ingin menghindari berbagai macam masalah kesehatan dan tumbuh kembang bayi dan anak yang terkait dengan penggunaan susu formula, maka para wanita tersebut tetap ingin memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka. Di sisi lain, beberapa ibu mempunyai produksi dan simpanan ASI perah yang berlebih, sehingga sayang untuk dibuang dan mereka memilih untuk mendonorkan ASI perah tersebut. WHO sendiri telah menetapkan protokol pemberian asupan bagi bayi sesuai dengan urutannya sebagai berikut: (1) ASI langsung dari ibunya, (2) ASI perah dari ibunya, (3) ASI donor dari ibu lain, dan (4) susu formula.

Dalam hal berbagi ASI atau melakukan dan menerima donor ASI, memang ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan. Artikel ini akan membahas dari segi kesehatan.

HIV/AIDS
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya selama 6 bulan, maka justru akan menurunkan resiko penularan terhadap bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin di-pasteurisasi, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Pasteurisasi dapat juga dilakukan di rumah

Hepatitis B dan C
Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut (kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting luka/lecet).

TBC
Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.

CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayinya. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
Sama dengan kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh sel-selnya) akan musnah dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada suhu -20°C selama 12 jam. (56 May JT. Molecular Virology: Tables of Antimicrobial Factors and Microbial Contaminants in Human Milk. Table 7: Effect of heat treatment or storage on antimicrobial factors in human milk).

Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi rewel). Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang adalah tidak aman.

Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan. Untuk referensi tingkat keamanan obat-obatan yang dikonsumsi oleh seorang ibu menyusui, dapat menggunakan buku karangan Thomas Hale, berjudul “Medications and Mothers Milk”, atau gunakan daftar yang diterbitkan oleh AAP (American Academy of Pediatrics) (The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk — Committee on Drugs 108 (3): 776 — AAP Policy), atau gunakan LactMed Search. Catatan, bank ASI yang terdapat di luar negeri sebagian besar tidak menerima donor ASI dari seorang ibu yang sedang mengkonsumsi obat-obatan maupun seorang ibu yang merokok.

Sumber : Mia Sutanto, SH, LLM, Konselor Laktasi
(Massachusetts Breastfeeding Coalition, March 2005 dan GUIDELINES FOR THE ESTABLISHMENT AND OPERATION OF HUMAN MILK BANKS IN THE UK dan Nutritional Support of the VLBW Infant)