Senin, 17 Agustus 2009

Trik Berpuasa Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Sebuah penelitian di Inggris membuktikan bahwa berpuasa tidak memengaruhi kondisi janin ibu hamil. Ahli kebidanan dan kandungan Klinik Yasmin dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dr.Marly Susanti SpOG, tidak ada perbedaan antara perempuan hamil atau menyusui dan yang tidak. "Ibu hamil atau yang sedang menyusi boleh puasa," ujar dia di Jakarta, kemarin.

Menurut Marly, pada ibu hamil, glukosa,insulin, laktat dan carnitin turun, sedangkan trigliseride danhydroxybutyrate meningkat. Dengan demikian ibu hamil yang mengerjakan puasa Ramadhan, dia dan janinnya tidak akan kekurangan gizi.

"Tapi itu asalkan dia mengonsumsi makanan yang seimbang selama buka puasa,sahur, dan selama waktu di antara buka dan sahur. Puasa juga tidak mempengaruhi berat badan bayi yang akan lahir," papar dia.

Puasa pada hakekatnya hanya memindahkan makan pagi, siang dan malam menjadi buka, sahur dan waktu di antaranya. Tubuh manusia dapat mendeposit makanan dan dapat menggunakannya saat diperlukan.

Namun demikian, menurut Marly, bila ibu hamil atau menyusui merasa lemah,pusing, mual atau masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan puasa seperti hipertensi, sebaiknya segera membatalkan puasa dan langsung makan dan minum.

"Indikator kekurangan kalori itu rasa lemas,keluar keringat dingin, keringat dari ujung jari. Untuk mengatasinya, segera minum teh manis," ungkap Marly. Demikian pula apabila hamil pada trimester pertama yang disertai mual-mual, muntah, dan muntah yang hebat (hyperemisis gravidarum), atau perdarahan, sebaiknya tidak berpuasa.

Sebuah penelitian lain juga membuktikan bahwa tidak ada perubahan kadar kolesterol darah maupun kadar gula darah pada orang yang berpuasa, meski terjadi penurunan berat badan sampai 4%.Pada pengukuran kadar kolesterol darah pada pagi, siang, dan sore hari tidak menunjukkan pola perubahan tertentu, bahkan masih termasuk dalam batas-batas normal.

Saat sahur dan berbuka, dr Marly Susanti menganjurkan pada ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi kecukupan kadar kalori yang dibutuhkan, yang berasal dari makanan manis-manis sehingga gizinya lebih cepat diserap tubuh.

Bagi ibu hamil yang tetap menjalankan ibadah puasa, harus memperhatikan faktor bawaan yang kerap dijumpai pada setiap perempuan yang tengah mengandung. Fokus pada indeks makanan yang dikonsumsi selama melakukan puasa, juga perlu mendapat perhatin bagi para ibu hamil.

Khusus untuk perempuan yang sedang hamil asupannya harus lebih sepertiga kali dari asupan makanan orang biasa. Selama menjalankan puasa, dr Marly menyarankan para ibu hamil untuk tetap melakukan kontrol secara rutin kepada dokter kehamilan, dimana hal terpenting yang harus terus terpantau adalah berat badan dari si ibu.

Idealnya, berat badan ibu hamil harus bertambah seiring dengan pertumbuhan berat badan bayi yang dikandungnya. Rata-rata berat bayi yang lahir dari ibu hamil dengan usia kehamilan 4-7 bulan yang menjalankan puasa adalah 3,3 kg. Angka tersebut tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak melakukan puasa.

Hal serupa juga berlaku bagi para ibu menyusui. Demi menjaga kelancaran air susu ibu (ASI) yang nantinya akan diberikan pada bayi, disarankan para ibu dapat meningkatkan kualitas makanan yang akan dikonsumsi. Kalori yang cukup, karbohidrat, protein, lemak serta vitamin yang memadai merupakan faktor penting untuk menghasilkan kualitas ASI yang bagus.

BB tidak naik : tetap memaksakan ASIX atau tambah sufor?

Bunda Arka ask...

Moms..
Babyku usia 23 hr, BB lahir 3,4 kg, sampai hari ini masih 3,4 kg. Sp.A-nya bilang seharusnya BB-nya sudah naik, kmd tanya menyusuinya gmn? sejauh ini pipis >8x per hari, BAB emg jarang paling 3-4x per hari, frekuensi nyususering banget tiap 1 jam sekali, satu kali nyusu skitar 30 menit, setelah itu tidur, ga lama bangun lagi. kl malem lebih intensif, sampe nyaris ga tidur sama sekali. udah ke konsultan laktasi, dilihat latch on katanya udah bnr, jd ktnya lebih sering disusui aja. rasanya ga mungkin diperbanyak lg deh frekuensi nyusunya,secara kl diamati siang hr cuma ada jeda 30 menit, malem nempel terus, bgmn lagi harus dipersering?? Sp.A-nya bilang demi kesehatan anak lebih baik ditambah sufor, krn tampaknya ASIX-nya ga berhasil.

Ada saran mom, what should i do? Apakah bertahan dengan ASIX tp bayiku jd kurus, or tambah sufor demi kesehatannya?


Mia Sutanto, Konselor Laktasi
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) answer...

Menurut ilmu kedokteran mmg bayi baru lahir rata2 akan kehilangan BB sampai max10%. Arka waktu plg dari rumah sakit berapa BBnya? Kemudian, dlm waktu 2 minggu setelah bayi pulang ke rumah, diharapkan BB sudah naik lagi ke BB lahir.

Kemungkinan yang terjadi adalah ada kenaikan BB tetapi sangat lambat (diharapkan dlm 3 bln pertama kenaikan BB adlh min 500gr/bln). Kenapa? Nah ini yang harus dicari penyebabnya.

Kalau dilihat dari frekuensi BAK dan BAB, Arka sepertinya sudah cukup mendapatkan ASI. Tetapi ASI yang mana? Yang foremilk (kandungan lemak sedikit) atau yang hindmilk (kandungan lemak tinggi).

Berarti skrg harus dilihat, Arka menyusu secara EFEKTIF atau tidak? Lama dan sering menyusunya bukan berarti bayi minum ASI secara efektif. Yang perlu diperhatikan:

1. Pelekatan sdh benar atau blm;
2. Apakah terlihat bayi MINUM setiap kali menyusu, atau ternyata hanya ngempeng saja?
3. Bayi yg pelekatannya sdh benar bisa saja ternyata lebih sering ngempeng, kenapa..? Karena aliran ASInya kurang/tidak deras shg bayi malas mengisap dan kemudian jadi sedikit minum ASI. Untuk ini, bisa dicoba teknik breastcompression (meremas payudara) setiap kali terlihat bayi mengisap tetapi tidak menelan.

Jangan lupa tetap mengkonsumsi makanan2 yg dipercaya dapat meningkatkan produksiASI, tmsk makanan2 yg tinggi protein.

Kalau ternyata permasalahannya karena produksi ASI rendah, bisa dicoba juga utk konsultasi dgn dokter ahli laktasi utk mengkonsumsi obat utk meningkatkan produksi ASI.

Setelah semua daya upaya utk meningkatkan produksi ASI sdh dilakukan, tmsk minum obat, tmsk memastikan bayi minum ASI dgn teknik breast compression, dan ternyata bayi tidak berkembang dgn baik...selama bayi msh dibwh 4bln bisa dipertimbangkan utk diberikan tambahan sufor. TAPI, sufor tidak diberikan dgn botol + dot,melainkan langsung di payudara ibu dengan teknik suplementasi menggunakan alat bantu laktasi (lactation aid).

Bunda Arka, mudah2an sedikit penjelasan saya bisa membantu...and remember, there is more to breastfeeding than just breastmilk.

Breastfeed with love...!!

Salam ASI!

Sabtu, 08 Agustus 2009

Waktu yang dibutuhkan untuk Perah ASI

>>Berapa lama sebaiknya waktu maximal kita memerah ASI? Apakah dampaknya bila melebihi waktu tersebut, apakah bisa mengakibatkan rusaknya jaringan PD?<<

Waktu max memerah ASI tergantung pada kondisi PD tiap ibu. Jika memakai pompa, baik manual maupun elektrik kita susah mengetahui apakah PD sudah kosong atau blm, sedang jika memerah dengan tangan, kita bisa tahu dengan mudah apakah PD sudah kosong/blm. Saya biasanya memerah max 10 menit. krn tdk bs meninggalkan meja lama2. dulu sebelum MPASI, saya memerah tiap 2 jam sekali. jadi dikantor saya memerah 5x. Kalau memerah dengan tangan, saat terpancing dgn LDR sampai 2x, biasanya PD sudah agak kosong. tp PD tdk seperti botol dot yang bisa habis bis bis total, tentu PD tdk sepenuhnya kosong, tp bisa dikosongkan dgn agak maximal dgn memerah tangan.

Saya ga pernah pakai waktu sebagai target ngumpulin ASIP, tapi jujur aja saya pakai botol ukur untuk menentukan target. Kl biasanya 3 jam sekali dapat 120cc, maka saya akan berjuang supaya hasil perahan tetap stabil 120 cc selama 3 jam.. Meskipun kadang terlambat 4jam beru merah, ya target bertambah jadi paling tidak mendekati 160cc.. ( Kondisi ini saya berlakukan karena saya full menyusui dengan ASIP saja, jd saya tahu kebiasaan bayi saya sekali minum berapa cc..)

Jujur aja krn kesibukan kadang telat2 merah itu biasa.. Makanya saya kejar target.. Rekor telat memerah selama 12 jam,n akhirnya memerah selama 1 jam.. (untungnya malem hari, jadi ga ada yg protes..) yah, dapetnya memang agak berkurang cuma jadi 3 botol @160cc.. Udahannya berjuang lagi biar target semula tercapai lagi..

Meskipun punya pompa elektrik, sebaiknya juga belajar memerah dengan tangan. Kombinasi, awal2 pake pompa dl.. pas udah keluarnya sedikit2, baru pake tangan.. Biasanya masih banyak yg keluar.. Sebaiknya memerah ASI, sampai PD terasa kosong. Kl cara memerahnya benar, ga merusak jaringan PD koq..

>>Ketentuan waktu memerah tiap PD, apakah sampai satu PD kosong baru pindah, atau berdasarkan waktu tertentu untuk pindah ke PD satunya lagi?<<

Waktu memerah PD harus bergantian, misalnya PD kanan diperah sekitar 1 menit, setelah tetesannya agak berkurang, pindah ke kiri. jd LDR sedang terpicu, malah bisa menetes dua2nya. jd biasanya saya tampung PD yg sedang tidak diperah dgn gelas/tutup botol :) ya pinter2nya kita saja mengatur ritme perah.


Hehe.. Kl saya, masih sama seperti jawaban tadi.. kl satu PD dapet 60cc, maka PD satunya juga sebisa mungkin dapet 60cc.. Biar PD seimbang n ga gede sebelah..

>>Kalau misalnya PD saya masih terasa penuh, sementara waktu perahnya sdh cukup lama, sekitar 30 menit, apakah lebih baik saya terus memerah sampai PD Kosong (dengan menambah waktu), atau berhenti memerah walaupun PD masih isi, karena waktunya sdh cukup lama?<<

Memerah sampai 30 menit? pakai pompa ya.. hehehe. makanya itu tadi, saran saya pakai tangan, agar bisa merangsang si LDR keluar. kalau sudah 30 menit, itu rasanya sdh terlalu lama. bisa diteriakin sama teman kantor nanti. mending berhenti saja dan diperah lagi 2 jam berikutnya. kalau saya sih memang sudah membatasi utk memerah cuma 10 menit.

Yup... gpp.. Selama PD belum kosong, lanjut aja deh... Asal ga ada yg protes... hehehe...


Question by Sita - Mama Ardell (3m5d)

Blue by ayasha's mom(11m)

Green by Cella's mom (1y 2w)