Selasa, 28 April 2009

ASI/ASIP dalam masa MPASI

Lanjutan MP-ASI...

Untuk bayi 6-12 bulan, ASI tetap yang utama...walaupun nilai kalorinya berkurang (dari 70% kemudian jadi 55%)...makanya MPASI disebut sbg makanan pendamping ASI, bukan pengganti ASI (komplementer). Yang harus diingat, ASI tdk hanya mengandung kalori, tetapi juga vitamin dan mineral serta zat2 imunitas...memang benar mulai 6 bulan asupan zat besi tidak cukup hanya dari ASI saja, tetapi hrs dr sumber makanan lainnya juga...tapi ternyata, di tahun kedua (stlh anak lulus S2 ASI), jmlh zat2 imunitas dlm ASI justru bertambah.

Mungkin yang saya ingin coba sampaikan adalah:

1) Mengingat caloric content ASI yg berkurang, sebaiknya tidak gampang menyerah apabila bayi GTM dengan alasan "toh dia tetep minum ASI"...mungkin sbg solusi sementara tdk apa2, tetapi ada baiknya apabila tdk digunakan sbg long term solution;

2) Karena MPASI sifatnya komplementer, usahakan agar MPASI tidak menggantikan ASI... salah satu caranya adlh dgn menyusui atau memberikan ASIP terlebih dahulu sblm memberikan MPASI;

3) ASI diberikan 'on demand' dan MPASI diberikan 'on cue'...artinya, tetap susui bayi kapanpun dia mau, dan berikan MPASI juga sesuai dgn kemauannya berdasarkan tanda2 yg diberikan bayi ... ada kalanya bayi ingin lebih byk ASI, ada kalanya pengen makan lebih banyak... perhatikan keinginan bayi anda;

4) Kalaupun porsi MPASI semakin meningkat, dan menjelang 1thn lbh byk dari porsi ASI, bukan berarti ASI-nya sengaja dikurangi...usahakan agar konsumsi ASI-nya tetap sama;

5) Walaupun ASI tetap asupan utama utk bayi usia 6-12bln, bukan berarti kita tidak/kurang memperhatikan asupan MPASI-nya...guidelines utk pemberian MPASI ttp diperhatikan (when, where, how, how much, dll).

Pada akhirnya, yang terpenting adalah perhatikan apa yang diinginkan oleh bayi anda. Lagi GTM? Cari tahu penyebabnya (teething, mau sakit, bosan, dll), dan coba utk atasi... sementara itu perbanyak pemberian ASI-nya (temporary solution). Kadangkala alasan bayi GTM karena mmg butuh lbh byk asupan ASI... karena sdg teething jd butuh comfort sucking, atau mau sakit jadi butuh lbh byk zat imunitas.

So moms, tiap anak beda loh...and your baby is unique. Perhatikan tanda2 yang diberikan olehnya...kadang kala bisa more MPASI more ASI, atau more MPASI less ASI, more ASI less MPASI atau bahkan less MPASI less ASI. Bayi juga sudah bisa memilih loh, so let him decide when to have more and when to have less...tapi sambil tetep memperhatikan total asupan gizinya.

Breastfeed with love..!!

Sumber: Mia Sutanto,
Konselor Laktasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
Menyusui: Anak Sehat, Keluarga Bahagia

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Oleh: dr Ariani
Download : Makanan Pendamping ASI.pdf <http://www.ziddu.com/download/3902584/MakananPendampingASI.pdf.html>

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.

Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI ) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.

Dalam pemberian MP-ASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI , frekuensi, porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.

Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang rasa percaya diri.

*Pengertian MP-ASI *

· Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

· MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.

· Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .

· Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

*Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :*

· Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga

· Menghilangnya refleks menjulurkan lidah

· Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan

*Permasalahan dalam pemberian MP-ASI *
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :

1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelumASI keluar.Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan menyusui.

2. Kolostrum dibuang

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup

Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.

5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI

Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI . Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI . Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI .

6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja

Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan

8. Kebersihan kurang

Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.

9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga

Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah.

*Sumber :*
1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI . Jakarta: 2000
2. Dr.dr. Hananto Wiryo,SpA. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil danmenyusui dengan Makanan Lokal.Sagung Seto. Jakarta :2002