Senin, 29 Desember 2008

Ibu Harus Optimis Bahwa ASI Akan Cukup Saat Bekerja

MENGAPA MESKI IBU BEKERJA HARUS TETAP ASI ?
Sejauh ini hampir tidak ada alasan untuk tak memberi ASI eksklusif pada si kecil, Meskipun ibu bekerja. Sekitar 70 persen ibu di Indonesia bekerja. Ini berarti, banyak ibu yang tak bisa menyusui. Namun bukan berarti si kecil tak bisa mendapatkan ASI sama sekali.
Memang ASI peras tak bisa menggantikan tindakan menyusui itu sendiri. Tetapi hal itu tidak masalah bila memang ibu harus bekerja
Faktanya : banyak ibu ketakutan atau tidak percaya diri bahwa asi akan cukup saat ibu bekerja. Sehingga saat ibu mau bekerja pasti akan menanyakan ke dokter anak, "Susu formula apa dok, yang cocok saat saya bekerja ? Jangan, banyak ibu bekerja dengan usaha yang keras, motivasi tinggi dan percaya diri kuat bahwa anaknya bisa diberi asi terus.
Tindakan menyusui punya banyak pengaruh untuk pertumbuhan mental dan fisik bayi.
ASI peras hanya dianjurkan bagi bayi-bayi yang ibunya bekerja. Bila ibu tak bekerja atau si bayi bisa dibawa ke tempat di mana ibunya berada, harus diusahakan breast feeding atau menyusui langsung, bukan ASI peras.

STRATEGI PEMBERIAN ASI SAAT IBU BEKERJA
  • Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.
  • Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah.
  • Selama ibu di tempat kerja, peras dan pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Hal ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga. Karena ASI dibuat based on demand. Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. ASI tersebut bisa disimpan dalam botol dan dan disimpan dalam kulkas (jika di kantor ada kulkas). Atau ibu bisa menyimpannya dalam termos yang diberi es batu atau blue ice.
  • Ibu harus dalam keadaan santai dan tidak terlalu tegang, kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian,> 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI, jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yg harus keluar. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun. Relaks saja ya bu. Buat suasana senyaman mungkin saat memeras ASI. Bawa foto anak jika perlu saat memeras ASI. Peran ayah juga disini sangat dibutuhkan. Jika ayah mendukung maka ASI akan lancar.
  • Beritahu atasan ibu bahwa ibu menyusui dan ingin berhasil memberikan ASI eksklusif. Jelaskan juga bahwa pada jam tertentu ibu perlu waktu khusus untuk memeras ASI.
  • Begitu ibu kembali dari tempat kerja, susukan bayi langsung dari payudara. Hal ini diperlukan untuk menjaga refleks ASI & kerja hormon2 ASI, sehingga produksi ASI tetap terjaga. Jadi ASI peras yg ada bisa disimpan untuk hari-hari berikutnya.
  • Hindari pemberian susu formula. Begitu bayi diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume ASI makin berkurang.
  • Lakukan perawatan payudara : Massage atau pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.

Sumber: breastfeedingproblem.blogspot.com/

Tidak ada komentar: