Senin, 29 Desember 2008

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Melihat situasi dan kondisi bayi

Bayi sering menangis
Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi sehingga apabila bayi menangis terlalu lama karena ia akan menjadi lelah sehingga kemampuan menghisapnya berkurang. Selain itu ibu juga menjadi kesal sehingga dapat mengganggu proses laktasi. Bayi menangis belum tentu karena lapar atau haus, bisa saja ia takut, kesepian, bosan, basah, kotor atau sakit atau ada rasa yang tidak enak pada ASI yang disebabkan oleh makanan ibu atau obat yang diminum ibu. Yang tidak dapat diterangkan oleh sebab di atas adalah yang kita sebut kolik. Bayi akan menangis terus menerus pada waktu-waktu tertentu dan dapat diusahakan dengan menggendongnya dan perutnya. Tidak ada gangguan pertumbuhan pada bayi dengan kolik biasanya akan hilang sendiri setelah 3 bulan.

Bayi kembar
Sebagian ibu menganggap apabila ia melahirkan bayi kembar maka pasti ASInya tidak dapat memenuhi kebutuhan kedua bayinya. Ibu sudah akan memberikan tambahan kepada kedua bayinya tanpa mencoba dahulu. Hal ini tidak benar. Produksi ASI sesuai dengan rangsangan yang diberikan sehingga dua bayi akan merangsang lebih sering/banyak sehingga produksi ASI jugalebih banyak. Setiap bayi harus disusukan pada payudara secara bergantian. Alasannya adalah agar memberikan variasi pada bayi (tidak menetap pada satu sisi terus menerus), juga oleh karena kemampuan menghisap masing-masing bayi berbeda, sehingga rangsangan pada kedua puting sama. Menyusukan kedua bayi dapat bersama-sama atau bergantian. Kalau menyusui bergantian sebaiknya dimulai dengan yang lebih kecil dahulu.

Bayi prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperah dan diberikan pada bayi dengan sonde lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting.

  • Bayi dengan berat lahir di atas 1800 gram dengan masa kelahiran >34 minggu dapat langsung diajarkan menyusu dari ibu.
  • Bayi dengan berat lahir antara 1500-1800 gram dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat dicoba menyusu tetapi kebutuhannya perlu ditambahkan secara pemberian dengan cangkir/sendok.
  • Bayi dengan berat lahir antara 1250-1500 gram dengan masa kehamilan 30-32 minggu perlu diberi makanan melalui pipa nasogastril.
    Bayi dengan berat lahir <1250>

Bayi sumbing
Bila celah hanya terdapat pada bibir atau langit-langit saja biasanya dengan posisi tertentubayi dapat disusukan. Cara menyusu yang dianjurkan adalah:

  • Posisi bayi duduk
  • Ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah bibir bayi.

Namun bila celahnya luas dan meliputi bibir, gusi dan langit-langit keras perlu dibuatkan protese yang akan menutup celah itu supaya bayi bisa minum tanpa tersedak. Bayi diberikan ASI perah dengan pipet, cangkir atau sendok dalam posisi agak tegak.

Bayi dengan frenulum pendek
Pada keadaan seperti ini jaringan ikat antara lidah dan dasar mulut (frenulum) pendek dan tebal serta kaku sehingga membatasi derak lidah. Dengan demikian bayi akan sukar melaksanakan proses menyusu dengan baik karena lidah tidak dapat dijulurkan untuk menangkap areola mama. Pada beberapa keadaan frenulum perlu digunting, suatu operasi kecil yang tidak memerlukan narkose. Perdarahan sangat kecil dan luka lekas sembuh.

Bayi kuning
Terdapat dua situasi pada ikterus yang dihubungkan dengan pemberian ASI. Yang sering terjadi adalah ikterus yang timbul dini dan disebabkan oleh karena ASI pada hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran feses sedikit sehingga meningkatkan sirkulasi enterohepatik. Menyusui dini sangat penting agar bayi mendapat kolostrum yang sifatnya adalah purgatif. Ibu disuruh menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran feses lebih lancar.
Yang agak jarang adalah ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama. Ikterus ini disebabkan oleh karena ada zat yang terdapat pada sebagian ibu yang menghambat fungsi enzim glukoronide transferase. Walupun belum pernah dilaporkan sebagai penyebab kernikterus sebaiknya bila bilirubin mencapai kadar yang mengkhawatirkan, bayi dirawat untuk mendapat terapi sinar dan untuk sementara pemberian ASI dihentikan. ASI tetap dikeluarkan agar tidak terhenti produksi, oleh karena oemberian ASI harus dilanjutkan kembali setelah kadar bilirubin menurun (biasanya paling lama 2×24 jam) sambil dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan ikterus yang lain.

Bayi dengan diare
Perlu diketahui bahwa pola defekasi pada bayi yang mendapat kolostrum adalah sering dan cair, sehingga perlu dibedakan dengan diare. Apabila bayi benar mengalami diare maka tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI, justru ASI mempunyai manfaat manfaat untuk diare:

  • ASI dapat digunakan untuk rehidrasi.
  • ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi kecukupan gizi selama diare.
  • ASI mengandung zat kekebalan terhadap kuman penyebab diare.
  • ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel mukosa usus yang rusak oleh diare.
  • Diare lebih ringan dan lama diare lebih pendek pada bayi yang mendapat ASI.

Bayi yang memerlukan perawatan
Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu pada ibu, sebaiknya bila ada fasilitas ibu ikut dirawat agar pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan maka ibu dianjurkan memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan di dalam lemari es untuk kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam termos es. Perlu diberikan tanda pada botol penampung ASI, jam berapa ASI diperah agar yang lebih dahulu diperah dapat diberikan terlebih dahulu.

oleh : Rulina Suradi

Sumber : dr-anak.com

Tidak ada komentar: