Sabtu, 31 Januari 2009

ASIP is ASI with SUFOR Style

STOP!!!! JANGAN ADA YANG PROTES SEBELUM BACA LENGKAP POSTINGAN INI!!!!

Ini ada artikel postingan dari blognya dr.Agus CN yang rame karena menyesatkan buat para moms yang pro ASI sekaligus *sedikit penghiburan* buat para moms yang ga bisa kasi ASI.
Dikutip dari http://balitakami.wordpress.com/2008/10/19/10-pembenaran-tidak-memilih-asi/
Yah, kl sekarang blognya udah ganti jd draguscn.wordpress.com

PS: Warna yang ini, berarti kutipan dari artikel tersebut, warna yang ini, komentar saya mengenai tulisan tersebut. Ok, silakan baca terus...]

10 'pembenaran' tidak memilih ASI langsung, tapi metode ASIP

[Atau ASIP = ASI with SUFOR style]

Diterbitkan 19 Oktober 2008 air susu ibu , nutrisi , susu formula Tags: ASI, makanan bayi, menyusui

Bagaimanapun juga ada beberapa keadaan yang memaksa ibu untuk tidak memberikan ASI. Dan juga beberapa pembenaran yang biasanya disebutkan sebagai alasan tidak memberikan ASI kepada bayi. Ini benar, tapi jangan lupa, siapa tau maksudnya bayinya ga mau nyusu langsung dari PD. Masih ada harapan melalui ASI Perah tho... Susu formula bukan harus dihindari. Karena kelak pada usia diatas 6 bulan seorang anak tetap harus mendapatkan susu formula karena kebutuhannya tidak bisa lagi terpenuhi dengan hanya memberikan ASI. Sebisa mungkin ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Susu formula maupun UHT baik untuk dikonsumsi setelah lewat masa ASI. Bahkan orang dewasa pun tetap butuh susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium...

1. Kepuasan yang lebih lama bagi bayi. Susu formula lebih sulit dicerna daripada ASI, dan endapan besar seperti karet yang dibentuknya akan tinggal lebih lama di lambung bayi, menimbulkan kenyang selama beberapa jam, dan memper­panjang waktu di antara waktu-waktu pemberian susu sampai tiga atau empat jam. Di sisi lain, karena ASI begitu mu­dah dan cepat dicerna, banyak bayi yang begitu sering disusui sehingga kadang-­kadang tampak seperti tidak pernah lepas dari payudara ibunya.

Kalau saya pribadi si, ga bilang kalo si bayi itu puas... Kembali lapar emang lebih lama aja, karena susu formula lebih sulit dicerna. Tapi tabungan ASIP-nya banyak si, ga masalah donk... Kalo kurang, ya tinggal nambah lagi mom...

2. Mudah memantau jumlah yang diminum bayi. Anda dapat tahu berapa banyak susu yang diminum oleh bayi dari botolnya. Sedangkan pada pemberian ASI, payudara ibu tidak dapat mengukur jumlah susu yang diminum bayi, sehing­ga ibu yang belum berpengalaman seringkali khawatir bahwa bayinya tidak cukup minum.

Kalau bayi minum ASIP, kita juga bisa tau koq berapa jumlah yang diminum bayi kita... Kalau udah tau kebiasaan bayi kita minumnya seberapa, pasti setiap kali merah, kita bisa targetin juga. Inget, demand and supply... Tapi kalau ga penuhi target ya jangan dibawa stress, ntar malah ga keluar deh..

3. Lebih bebas. Pemberian susu melalui botol tidak mengikat para ibu. Ingin makan malam di luar dan nonton bersama suami anda? Atau bahkan pergi berlibur di akhir pekan? Nenek dengan senang hati akan mau menjaga bayi dan mengambil alih kehormatan untuk mem­beri minum susu. Anda ingin berumur tiga bulan? Tidak perlu anda menyapih bayi dan memeras air susu keluar. Cukup me­ngatakan pada baby sitter™ dimana letak botol dan bubuk susunya, dan anda bisa pergi.

4. Ayah dan Kakak bayi dapat lebih berperan serta. Ayah dan kakak bayi dapat turut menikmati kesenangan dalam memberi makan bayi, bila bayi diberi susu botol, yang tidak me­mungkinkan pada ibu menyusui.

Pemberian ASIP juga tidak mengikat para ibu.. Tinggal menunjukkan pada suami, nenek, ataupun siapa aja yang jaga bayi kita untuk memanaskan stock ASIP di kulkas..

5. Lebih sedikit tuntutan kepada ibu. Seorang ibu yang sangat lelah karena per­salinan yang sulit, mungkin akan senang bila ia tidak usah bangun di tengah maam, bahkan pada dinihari, untuk memberi susu pada bayinya. Ayah, nenek, perawat bayi – atau siapapun yang bersedia –dapat mengambil alih tugas tersebut sampai si ibu telah lebih kuat. Juga lebih sedikit beban fisik pada ibu, jika ia tidak harus mem­produksi susu.

Persalinan memang kebanyakan melelahkan..(saya rasa ada juga koq yang persalinannya mudah2 aja n ibunya ga kelelahan) Yah, awal2 emang berjuang sedikit gpp tho.. Nanti kalau ASIP-nya udah ga kejar tayang, bisa juga koq agak santai sedikit.. Stock di kulkas banyak, tinggal minta bantuan mereka untuk menghangatkan n kasi ke bayinya. Kalo saya si, lebih senang saya yang kasi langsung si.. Tapi melibatkan suami, nenek, n siapa aja yang waktu itu lagi nemeni Cella juga gpp deh.. Biar dia menjalin sosialitas dengan orang2 sekitarnya juga..

6. Tidak mengganggu model baju. Seorang ibu yang memberi susu botol pada bayinya, dapat berpakaian sebagai­mana yang ia inginkan.

Kalau ASIP, bisa juga koq..

7. Lebih sedikit pembatasan dalam metoda keluarga berencana. Seorang ibu yang menyusui harus membatasi pilihan metoda KB dengan yang bukan hormon. Bila menggunakan susu formula metode KB bisa apa saja.
Metode KB kan juga bukan cuma satu tho... Pilihan untuk ibu menyusui juga ada beberapa koq.. Baca di postingan berikut ini ya..
8. Lebih sedikit tuntutan dan pem­batasan diet. Seorang ibu yang mem­berikan susu botol pada bayinya dapat berhenti makan untuk dua orang. Tidak seperti ibu yang menyusui, ia tidak perlu lagi mendapatkan tambahan protein, kalsium dan vitamin. Sete­lah 6 (enam) minggu pertama pascalahir ia dapat melakukan diet dengan ketat untuk menghilangkan kelebihan berat badannya karena hamil.

Wadoh, koq kesannya seperti balas dendam terhadap penambahan berat badan selama kehamilan ya.. Don't worry... Atur aja pola makan.. Pengalaman saya pribadi, anak saya minum ASIP, makan porsi normal yang penting gizi diperhatikan, dalam waktu 6 bulan, saya turun 20kg.. Biasanya kalau makan porsinya agak banyak, ya persering merah.. Biar bayi kita yang ikut menikmati hasil makan kita..

9. Tidak merasa tertekan bila memberi susu di depan umum. Sudah bisa dipastikan pasti ada sedikit kesulitan bagi ibu-ibu yang menyusui untuk memberikan ASI di tempat-tempat umum. Tidak demikian dengan bila menggunakan susu formula. Ibu yang menyusui dengan dot jarang diperhatikan orang.

Iya, heran juga ya kadang kita melihat mata para pria yang suka jelalatan.. Yah, terpaksa ibu-ibu yang nyusui langsung, kudu pinter2 memposisikan bayi n PD-nya biar ga kemana2 tho.. Yah, kalau pake ASIP, masalah ini terhindari juga si.. Yang penting isinya tetep ASI kan..

10. Tidak mengganggu kegiatan seks. Ehm .. Setelah 9 bulan bahkan mungkin kurang bila anda sangat khawatir dengan kondisi kehamilan, banyak ibu dan ayah yang menunggu saat-saat dimana mereka dapat kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Kalau yang ini saya kita ga ada kaitannya sama ASI maupun Sufor deh.. Atur timing yang pas-nya aja deh..
Bagaimanapun juga pada saat anda memilih harus menyusui bayi anda dengan susu formula, lakukanlah dengan penuh cinta kasih. Paling tidak itu yang tidak boleh hilang dari kegiatan menyusui.
Saya setuju. Kalaupun KEADAAN MEMAKSA... yah, apa boleh buat tho.. Tapi jangan korbankan perasaan anak kita ya...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Waduh .. saya baru tahu dianalisa disini .. moga-moga aja ngga bikin polemik baru ..

Biar jelas saya juga harus ikutan menjelaskan nih mba Tika :

1. Pemilihan artikel ini mulanya didasari pikiran bahwa bentuk tulisannya akan dengan gaya satir. *sedikit mendorong ke arah yg salah dan mengharap bouch backnya akan menghasilkan kepenasaran dan pembelajaran*. Menurut saya itu jelas sukses sekali. Wong sampe dibanned.
2. Satu2nya kesalahan yg mau saya akui dalam tulisan itu adalah *entah kenapa* saya kok nulisnya asi eksklusif. Padahal maksud saya mau nulisnya MP-ASI. Dalam konteks MP-ASI yg saya yakini dari depkes itu memang bukan diharamkan adanya susu formula. Tapi tetap MP ASI lokal adalah yg dianjurkan. Sisanya tulisan itu bukan dirancang main-main sama penulisnya (sudah saya cantumkan) itu adalah bagaimana menjembatani ketidakmampuan dengan tidak melepaskan kasih sayang.
3. Seandainya ada yang masih penasaran dengan sikap saya terhadap ASI eksklusif saya pikir mungkin lebih baik saya undang saja ke Puskesmas saya :
Puskesmas Krejengan
Jl. Raya Krejengan 81
Probolinggo.
Mari silahkan lihat apakah saya termasuk orang yang mendukung ASI Eksklusif atau bukan. *enough talking*

Trims ya mba berbagai analisis-nya .. tanpa bermaksud meremehkan pencapaian ASI-X .. gerakan yg lebih memerlukan perhatian sangat banyak yang lebih membahayakan generasi penerus kita di masa datang seperti Gizi Buruk, GAKY, TBC, Kusta yg sampai saat ini belum bisa dieliminasi dari muka persada kita ini.

Salam

asip mengatakan...

Hi dok…
Thanks a lot udah mampir ke blog saya

Btw, saya ga bermaksud apa2 loh… Saya cuma berharap orang yang mbaca artikel tersebut bisa tetap berpikir positif, bahwa apa yg dokter sampaikan itu bisa juga koq dirasakan oleh ibu yg menyusui.. tapi ya itu, dgn Sufor style…(versi saya)

Jujur aja, inti dari blog ini, saya berusaha mengkampayekan ASIP.. Entah berhasil atau tidak..
Soalnya ternyata buanyak sekali orang2 yg ga tau, kl human breastmilk itu bisa juga dikeluarin n dikasi ke bayinya… (Mereka kira itu cuma kerjaan para peternak yg merah sapi kali ya…hehehe…)

Jujur saya ga tau juga, apakah tenaga2 medis kita, yang membantu persalinan, secara pasti membekali ibu2 baru dengan pengetahuan cara menyusui yang benar dan cara memerah asi. Kalo ternyata memang belum, semoga ini bisa jadi masukan buat dokter untuk membekali perawat, bidan, dokter umum yg lain untuk mengajarkan ibu2 tersebut. Entah kenapa, buntut2nya banyak ibu2 yang kasi asi campur sufor juga. Kalau pendapat saya pribadi, hal itu bisa mungkin dicegah kl ibu2 itu tau cara merah asi.

Jd, pas bayina bangun ya kasi aja langsung, trus pas bayinya istirahat, bisa dilanjutkan memerah buat stok asip tho..

Yah, sekali lagi, itu cuma pemikiran saya aja si… entah juga apa bisa diterima oleh para ibu2 yang lain. Namun sekali lagi, terima kasih untuk tetap mengijinkan saya mempublikasikan komentar saya terhadap postingan dokter.. Saya percaya kalau dokter sangat pro-asix koq..

Salam

Anonim mengatakan...

hai mba..
Saya senang baca blognya. Dulunya waktu hamil, sudah mulai browsing soal asi perah. Awal, sempat tercemari sufor, karena asi terlambat keluar dan anak saya tidak bak selama 24 jam setelah lahir. Setelah membaca blog ini, sayapun semangat kembali memberikan asi, dengan perah ataupun langsung.
Awal kerja sempat tercemari lagi, karena saya tidak punya stok, alias awalnya mau kasih sufor aja. Tapii...beruntung punya pengasuh bayi yang tidak tega memberikan sufor, akhirnya sekarang kembali memerah asi walalupun perahan hari ini hanya cukup untuk besok.
Anyway, thanks untuk blog yang inspiratif ini.